kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

UNSP merestrukturisasi utang


Rabu, 18 November 2015 / 08:39 WIB
UNSP merestrukturisasi utang


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP) masih berupaya mengurangi utang. Hingga Kuartal III 2015, UNSP memiliki pinjaman bank jangka pendek sekitar Rp 77,58 miliar.

Lalu, utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu setahun Rp 4,3 triliun dan utang jangka panjang Rp 6,1 triliun.

Direktur Hubungan Investor UNSP Andi W. Setianto mengatakan, tahun ini belum ada utang yang jatuh tempo. Tapi, tahun depan, ada utang jatuh tempo dari Credit Suisse senilai Rp 3,3 triliun, Verdant Capital Pte Ltd senilai Rp 934,2 miliar dan Bank Capital Indonesia Rp 1,8 miliar.

Sejauh ini belum ada opsi spesifik pelunasan utang tersebut. Andi mengaku, berupaya menjaga komunikasi dengan para kreditur, sehingga, perseroan berharap bisa memperpanjang utang jatuh tempo.

"Jadi, kalau jatuh tempo saya yakin kami bisa memperpanjang utang tersebut," kata Andi, Selasa (17/11). Ia tidak merinci utang dan opsi restrukturisasi itu. Yang jelas, UNSP sudah tidak bisa menjual aset untuk dipakai membayar utang.

"Penjualan aset sudah tidak menjadi opsi lagi," imbuhnya. Ia mengatakan, saat ini tengah mencari mitra kerja untuk menggarap bisnis hilir.

Bisnis hilir UNSP memiliki dua lokasi, yakni Tanjung Morawa dan Kuala Tanjung, Sumatra. Pengembangan Kuala Tanjung ditaksir membutuhkan belanja modal sekitar US$ 50,27 juta.

"Dengan pengembangan hilir juga, kreditur diharapkan percaya dengan bisnis jangka panjang," ujarnya. UNSP berupaya mengembangkan bibit unggul yang menghasilkan produksi buah sawit lebih banyak dengan luas lahan kebun yang sama.

Ini dilakukan melalui unit usaha kerja sama patungan PT ASD-Bakrie Oil Palm Seed Indonesia. Saat ini dengan luas pertanaman sawit nasional kurang lebih 10 juta hektare, total produksi sekitar 30 juta ton CPO per tahun.

Menurut Andy, dengan bibit unggul yang dikembangkan, potensi produktivitas bisa naik menjadi 80 juta ton CPO per tahun dan produktivitas 35 ton buah sawit per hektare. Dus, luas lahan kebun tidak perlu bertambah untuk menghasilkan produksi CPO berlipat ganda. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×