Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Tunas Baru Lampung Tbk menargetkan pendapatan dari lini bisnis gula akan mencapai 25% dari total pendapatan setahun perseroan. Padahal ditahun 2013, kontribusi pendapatan dari gula hanya mencapai 2%. Target pendapatan yang tinggi berasal dari kontribusi pendapatan perusahaan dari impor raw sugar.
Melalui anak usahanya, PT Adi Karya Gemilang. Pada semester 1 2014 Tunas Baru Lampung telah mendapat alokasi impor raw sugar dari Kementrian Perdagangan. Emiten perkebunan sawit berkode TBLA telah mengimpor sebanyak 71.000 ton hingga Mei. Sedangkan pada Juni, perseroan masih menunggu impor tambahan 37.000 ton.
Sudarmo Tasmin, Wakil Direktur Utama mengatakan, dari alokasi pendapatan impor raw sugar sepanjang satu semester, perseroan mendapatkan tambahan pendapatan Rp 900 miliar.
"Semester dua, kami sedang tunggu izin tambahan impor yang diperoleh berapa besar. Namun prediksi kami bisa sama dengan perolehan disemester satu" papar Sudarmo pada akhir pekan inu (20/6).
Seperti diketahui, TBLA telah mendapat alokasi impor raw sugar sebanyak 180.000 ton. Artinya, pendapatan TBLA dari raw sugar bisa mencapai kurang lebih Rp 1,8 triliun sepanjang tahun. Namun, perseroan rupanya masih malu malu mematok target pendapatan gula terlalu tinggi.
Buktinya, hingga akhir tahun perseroan hanya menargetkan pendapatan gula sebesar Rp 1 triliun atau 25% dari total pendapatan perseroan Rp 4 triliun pada 2014. Sebelumnya, ditahun 2013, kontribusi gula hanya mencapai 2% dari total pendapatan perusahaan Rp 3,7 triliun.
Disisi lain, pabrik gula rafinasi di Lampung telah rampung dan siap beroperasi penuh tahun ini dengan kapasitas 700 ton per hari gula kristal rafinasi (GKR). Sasaran utama penjualan gula adalah industri makanan dan minuman. Pangsa pasarnya masih berpusat di Lampung dan Jabodetabek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News