kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Donald Trump akhirnya setuju bertemu Kim Jong Un


Jumat, 09 Maret 2018 / 08:49 WIB
Donald Trump akhirnya setuju bertemu Kim Jong Un
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump


Reporter: Dupla Kartini | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya setuju untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

"Dia akan menerima undangan untuk bertemu dengan Kim Jong Un di suatu tempat dan waktu yang akan ditentukan," kata Juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders dalam sebuah pernyataan Kamis (8/3) malam di Washington, seperti dilansir Bloomberg, Jumat.

"Kami menantikan denuklirisasi Korea Utara. Sementara itu, semua sanksi dan tekanan maksimal harus tetap ada," lanjut  Huckabee.

Sebelumnya, Kepala Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan Chung Eui-Yong mengatakan, bahwa Kim menyatakan keinginannya untuk bertemu Presiden Trump sesegera mungkin. Dan Trump mengatakan bahwa dia akan bertemu dengan Kim Jong Un pada Mei mendatang untuk mencapai denuklirisasi permanen.

"Kim berkomitmen untuk melakukan denuklirisasi dan akan menahan diri dari tes nuklir atau rudal," kata Chung. Kim juga memahami bahwa latihan militer gabungan AS-Korea Selatan yang rutin dilakukan harus dilanjutkan.

Penasihat Keamanan Nasional AS H.R. McMaster akan memberikan laporan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai perkembangan terakhir pada 12 Maret mendatang.

Delegasi Korea Selatan berada di Washington pada minggu ini untuk memberi penjelasan kepada pejabat pemerintah mengenai perundingan terakhir mereka di Pyongyang, yang menghasilkan spekulasi bahwa AS dan Korea Utara dapat memasuki perundingan mengenai program senjata nuklir Korut.

Selama pertemuan mereka di Pyongyang, pejabat Korea Utara mengindikasikan bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk menghentikan program senjata nuklir mereka jika AS dapat menjamin keamanan rezim Kim.

AS dan Korea Utara telah berselisih sejak Perang Korea berakhir tanpa perjanjian damai hampir 65 tahun yang lalu. Pemerintah Kim telah berulang kali mengatakan senjata nuklir diperlukan untuk mencegah tindakan militer pimpinan AS.




TERBARU

[X]
×