kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren aluminium menguat jangka pendek


Senin, 19 Juni 2017 / 21:53 WIB
Tren aluminium menguat jangka pendek


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemeriksaan pabrik aluminium ilegal China memicu kekhawatiran turunnya produksi. Sentimen ini membawa dukungan kenaikan harga aluminium dalam jangka pendek.

Mengutip Bloomberg, Senin (19/6) harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange menguat 0,85% ke level US$ 1.883 per metrik ton pada pukul 14.22 waktu Shanghai. Tetapi dalam sepekan terakhir aluminium tergerus 0,32%.

Harga aluminium sudah melemah tiga pekan beruntun sebelum naik pada awal pekan ini. Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, aluminium sempat tertekan oleh kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin menjadi 1,25%.

Apalagi disusul dengan data klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) yang turun menjadi 237.000 dari sebelumnya 245.000. Laju dollar AS akhirnya menguat dan menyeret aluminium.

Namun aluminium kembali menemukan tenaga pada awal pekan ini. "Kenaikan suku bunga The Fed rupanya tidak sesuai ekspektasi pasar sehingga aksi beli aluminium kembali terjadi," papar Ibrahim. Hal ini juga terjadi ketika The Fed menaikkan suku bunga pada bulan Maret lalu.

Pada saat yang sama, perintah pengurangan produksi aluminium China mulai dijalankan sehingga membawa dampak positif pada harga. Wilayah otonomi Xinjian, China mulai memeriksa pabrik peleburan aluminium ilegal. Hal tersebut menyusul arahan pemerintah pusat pada April lalu untuk mengurangi kapasitas produksi aluminium.

Permasalahan produksi China menurut Ibrahim akan memberi dampak positif pada laju aluminium dalam jangka pendek. Sementara dalam jangka panjang, penguatan harga aluminium akan didukung oleh kenaikan permintaan dari sektor properti dan otomotif, terutama di China, AS dan Eropa.

Di sisi lain, ancaman sentimen negatif juga masih ada, yakni jika angka manufaktur China terus di bawah level 50 dan laju dollar AS terus menguat. Hingga akhir tahun Ibrahim memperkirakan aluminium akan menyentuh level US$ 1.935 per metrik ton.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×