kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Transaksi Renminbi terus meningkat tajam


Rabu, 08 Mei 2013 / 01:50 WIB
Transaksi Renminbi terus meningkat tajam
ILUSTRASI. Prediksi IHSG hari Rabu (24/11) terkoreksi lagi, ini pilihan saham untuk trading


Reporter: Djumyati Partawidjaja | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Gonjang-ganjingnya perekonomian Amerika membawa banyak wacana untuk mengubah dominasi mata uang US Dolar sebagai mata uang acuan perdagangan internasional. Mata uang China Renminbi menjadi salah satu mata uang yang dibicarakan banyak orang bisa menggantikan US Dolar.

Perekonomian China yang tumbuh luar biasa membuat banyak orang optimistis Renminbi mampu segera menggantikan atau minimal menjadi alternatif mata uang US Dolar. Tapi sayang harapan orang-orang ini tak berjalan dengan mulus, pasalnya China tidak membuka banyak akses untuk transaksi dengan Renminbi.

Menyadari peluang besar yang mereka lewatkan, para pengambil keputusan China berusaha membuka lebih banyak keleluasaan perdagangan dengan mata uang Renminbi.  Tapi tentu saja menjadikan Renminbi mata uang internasional tidak bisa dijalankan dengan mudah.  

Untuk bisa merekam perjalanan ini, Standard Chartered Bank mencatatnya dalam indeks yang dinamakan Renminbi Globalization Index (RBI).  Indeks ini mengukur secara komprehensif internasional pemakaian mata uang China Renminbi di berbagai negara. Indeks ini menjadi indeks pertama yang pengukurannya diotorisasi bisa mengukur internasionalisasi Renminbi. 

Ternyata indeks dalam beberapa bulan terakhir ini RBI mencapai rekor, Maret 2013 lalu RBI kembali mencapai rekor tertinggi. Maret 2013 RBI mencapai 892 atau naik 6,2%  MoM dan 65,6% YoY.

RBI dihitung dalam basis bulanan dan mengukur beberapa indikator, yaitu tabungan, perjanjian dagang dan pembayaran internasional lainnya, obligasi dim sum dan certificate of deposit (CD) yang diterbitkan, dan perputaran valas yang semuanya dilakukan di luar negeri dan dalam denominasi Renminbi. Indeks ini memakai Hong Kong, Singapura, dan London sebagai tempat pengukuran.

Perjanjian perdagangan dan pembayaran internasional lain menyumbangkan kenaikan tinggi  untuk RBI pada Maret lalu. Denominasi Renminbi dalam pembayaran SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication)  atau transfer antar bank naik sebesar 177% YoY di London, 128% YoY di Hong Kong dan 74% YoY di Singapura. 

Selain itu permintaan yang lebih besar untuk Dim Sum Bond (obligasi China) serta simpanan yang lebih besar dengan mata uang China di Hong Kong, dan kenaikan rata-rata transaksi valuta asing China di Singapura dan London juga terjadi di bulan itu.

Angka RGI ini menjadi tambahan bukti adanya proses internasionalisasi Renminbi adalah proses yang  tak bisa berhenti, bahkan  Standchart memperkirakan akan jadi makin cepat di 2013 ini. Stanchart mencatat London tengah mempersiapkan perjanjian swap terbesar dengan mata uang Renminbi. Perjanjian dengan People’s Bank of China (PBoC) ini jumlahnya diperkirakan akan menyamai nilai swap yang sudah dilakukan Hong Kong (RMB 400 miliar) dan Korea Selatan(RMB 360 miliar).

Singapura bahkan sudah mencatat kenaikan perjanjian swap dua kali lipat untuk menjadi RMB 300 miliar di Maret 2013. Chidambarathanu Narayanan analis di Standard Chartered percaya kenaikan ini bisa terjadi karena Singapura memperbaiki kemampuan kliring dalam mata uang Renminbinya, sehingga bisa melayani dengan baik kebutuhan perdagangan China-Asean.

Besarnya transaksi-transaksi ini membuat peran Hong Kong sebagai penyumbang terbesar indeks mulai melorot di bawah 78%. Singapura dan London masing-masing menaikkan porsinya dalam indeks RBI sebesar 10%.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×