Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) siap memodifikasi kapal lama menambah kapal baru untuk menopang ekspansi produksi. Pada tahun ini, TINS mulai mengucurkan investasi senilai total Rp 1,6 triliun. "Investasinya bersifat multi-years, mulai dikucurkan tahun ini," kata Direktur Utama TINS, Wachid Usman, di Jakarta, pekan lalu.
Dana tersebut akan diserap untuk tiga kebutuhan. Pertama, TINS menyiapkan dana Rp 500 miliar untuk melanjutkan proyek modifikasi kapal keruk menjadi kapal skala besar atau bucket wheel dredge (BWD) yang sudah dilakukan sejak tahun lalu.
Kedua, TINS akan membangun dua BWD baru senilai Rp 900 miliar. Proyek ini mungkin memakan waktu dua tahun. Alhasil, TINS baru bisa mengoperasikan dua BWD itu pada 2014 nanti.
Ketiga, TINS akan membangun lima kapal keruk berskala kecil atau kapal isap. Untuk merampungkan proyek ini, TINS mengalokasikan dana Rp 200 miliar.
Kebutuhan dana untuk ketiga proyek tersebut akan dimasukkan sebagai salah satu komponen belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini. TINS sebelumnya mengalokasikan Rp 2 triliun selama 2012.
Namun, Kementerian Badan Usaha Milik Negara meminta TINS menyesuaikan beberapa kriteria anggaran capex tersebut. Jadi, "Kami masih merevisi capex 2012," imbuh Wachid.
TINS optimistis kebutuhan capex tahun ini bisa terpenuhi sehingga ekspansi berjalan sesuai rencana. Maklumlah, TINS sudah mendapatkan komitmen pinjaman dari beberapa bank BUMN seperti Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank Rakyat Indonesia.
TINS juga akan mengombinasikan fasilitas pinjaman itu dengan kas perusahaan. Tapi, Wachid belum bersedia menginformasikan komposisi pinjaman dan kas internal demi menutupi kebutuhan capex tahun ini.
TINS lebih mengedepankan proyek pengadaan BWD. Langkah ini untuk menopang strategi TINS yang fokus ke penambangan timah lepas pantai (offshore). Pasalnya, perusahaan tambang ini memandang, penambangan di darat semakin tak prospektif karena masalah tumpang tindih lahan dengan sektor lain, terutama perkebunan.
Dengan ekspansi kapal, TINS yakin bisa terus mengerek produksi timah. Pada 2012, TINS mengincar produksi timah sebanyak 50.000 ton atau tumbuh 51,51% daripada produksi 2011 yang ditaksir 33.000 ton.
Hingga September 2011, TINS memproduksi 28.532 ton timah, atau lebih rendah 4% daripada produksi di periode sama 2010 sebanyak 29.631 ton. Harga saham TINS, Jumat lalu, naik 5% menjadi Rp 1.890 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News