kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Tiga institusi asing tertarik mencaplok MI lokal


Selasa, 14 Februari 2012 / 14:48 WIB
Tiga institusi asing tertarik mencaplok MI lokal
ILUSTRASI. PT XL Axiata Tbk (EXCL). KONTAN/Baihaki/28/3/2010


Reporter: Wahyu Satriani Ari Wulan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Perusahaan asing kian agresif masuk ke pasar reksadana tanah air dengan cara mencaplok manajer investasi lokal. Saat ini, setidaknya ada tiga institusi yang membidik MI lokal untuk diakusisi.

"Ketiganya menanyakan informasi terkait manajer investasi yang akan dijual. Namun saya bilang tidak tahu karena kalau ada manajer investasi yang mau dijual belum tentu pemegang sahamnnya mau mengekspose keluar," kata Ketua Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia (APRDI) Abiprayadi Riyanto tanpa menyebutkan nama ketiga institusi tersebut, Jakarta, Selasa (14/2).

Menurut Abi, sebenarnya asing bisa langsung masuk dan mendirikan perusahaan manajer investasi di Indonesia tanpa melakukan akusisi dengan perusahaan lokal. Aksi korporasi dengan melakukan akusisi perusahaan lokal juga lebih berisiko karena harus benar-benar mengetahui latar belakang perusahaan yang akan diakusisi.

"Saya juga bilang ke asing kalau ingin masuk ke Indonesia langsung saja ke Bapepam LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) untuk mengajukan izin tanpa harus melakukan akusisi dengan lokal. Apalagi kalau akusisi juga berisiko kalau perusahaan yang akan diakusisi ternyata bermasalah," tutur dia.

Pasar industri reksadana Indonesia memang menggiurkan bagi investor asing. Hingga akhir 2011 lalu jumlah investor reksadana baru tercatat sekitar 463.327. Jumlah tersebut masih kecil ketimbang jumlah penduduk Indonesia yang sekitar 240 juta. Kue inilah yang ingin dibidik oleh investor asing.

"Pasarnya masih luas. Kalau asing datang dan membawa perkembangan bagi pasar industri reksadana justru bagus. Mereka (asing) akan membawa produk baru sehingga produk investasi menjadi lebih bervariasi. Jadi perlu dilihat manfaat ke publik secara luas," papar Abi.

Sebelumnya, Mirae Asset Global Investment Management Co membeli 70% saham PT NISP Asset Management senilai US$24,5 juta atau sekitar Rp 218,66 miliar. Akusisi tersebut merupakan pertama kalinya MI asal Korea Selatan memasuki pasar Indonesia. Seperti dikutip Bloomberg, akusisi tersebut merupakan bagian dari upaya melebarkan bisnis ke Asia Tenggara.

Dua manajer investasi asal luar negeri, yakni Prudential dan Kim Eng Holdings juga disebut-sebut ingin masuk ke industri reksadana Indonesia sejak 2011 lalu. Namun, hingga kini kedua perusahaan tersebut belum juga mendapat izin manajer investasi dari Bapepam LK.

Saat dikonfirmasi mengenai hal ini, Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam LK Fakhri Hilmi enggan berkomentar. "Saya belum dapat memberitahukannya," tutur dia. Menurut dia, pihaknya tengah memproses pengajuan izin tiga perusahaan MI baru yang diperkirakan akan rampung akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×