kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

The Fed bisa ganggu efek positif rating S&P


Senin, 25 Mei 2015 / 07:42 WIB
The Fed bisa ganggu efek positif rating S&P
ILUSTRASI. Investor kenamaan dunia, Warren Buffett, telah membagikan empat aturan teratas yang harus diikuti jika Anda ingin menjadi miliarder. REUTERS/Scott Morgan


Reporter: Benedictus Bina Naratama, Wuwun Nafsiah | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Setelah Standard & Poor's mengerek prospek peringkat utang Indonesia, negara ini diyakini bisa mencapai status layak investasi (investment grade) di tahun depan. Tapi ada sejumlah tantangan tahun ini, salah satunya rencana The Fed mengerek suku bunga acuan.

Lembaga pemeringkat S&P mengerek outlook rating utang Indonesia menjadi positif dari sebelumnya stabil. Menurut S&P, Indonesia mungkin meraih peningkatan peringkat lagi dalam 12 bulan ke depan. Faktor utama yang mendukung perubahan outlook adalah perbaikan kerangka kebijakan yang berhasil meningkatkan kredibilitas kebijakan moneter dan sistem keuangan.

Reza Nugraha, analis MNC Securities menyatakan, pemberian rating S&P biasanya berdasar pertumbuhan ekonomi dan cadangan devisa. Untuk itu, pemerintah perlu melakukan langkah strategis agar peringkat naik, seperti mendorong pertumbuhan ekonomi, memberantas korupsi, dan meningkatkan ekspor.

Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, menilai pemerintah sudah menerapkan berbagai kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Misalnya, menghapus subsidi BBM dan meningkatkan penerimaan pajak.

Tantangan untuk pemerintah saat ini adalah konsistensi menjalankan kebijakan yang sudah dibuat. Mulai akhir tahun lalu, pemerintah secara bertahap menaikkan harga BBM. Namun, Satrio melihat kini pemerintah mulai ragu melanjutkan kenaikan harga BBM.

Ke depan, dia tak yakin pemerintah berani menaikkan harga BBM, apalagi menjelang bulan puasa dan Idul Fitri di mana harga bahan pokok naik. Prospek pasar Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri mengatakan, pemerintah tentu menemui banyak tantangan dalam menerapkan berbagai kebijakan ekonomi.

Langkah pemerintah mengerek harga BBM misalnya, pasti memicu inflasi. Setelah BBM naik, harga bahan makanan akan mengikuti. Pemerintah harus memastikan pasokan bahan pokok di pasar melimpah. Jadi, meski BBM naik, harga bahan pokok bisa stabil.

Reza menilai, pemerintah harus fokus dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibandingkan meningkatkan ekspor. Soalnya, kondisi ekonomi secara global juga tidak bagus. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, proyek infrastruktur harus berjalan sesuai rencana.

Di saat yang sama, pemerintah harus menaikkan pendapatan per kapita. Salah satu caranya, jangan gampang menaikkan harga BBM. Namun, efek positif prospek rating dari S&P bisa terganggu. Bank Indonesia belum menurunkan suku bunga acuan (BI rate).

Selain itu, kebijakan bank sentral Amerika (The Fed) yang berniat mengerek bunga acuan bisa memicu investor asing keluar dari Indonesia. Kiswoyo menilai, BI sulit menurunkan bunga acuan karena mengantisipasi The Fed.

Menurut Satrio, kebijakan pemerintah menahan suku bunga di level tinggi merupakan salah satu indikator perlambatan ekonomi. Padahal, jika pemerintah bisa mengerek pertumbuhan ekonomi, aliran dana asing akan kembali masuk.

Apalagi peningkatan bunga The Fed sebenarnya merupakan isu yang sudah diantisipasi sejak dua tahun yang lalu. Melihat kondisi pasar yang masih rentan dan menanti aksi The Fed, Satrio memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam pekan ini bergerak di level 5.210. Sedangkan analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memprediksi IHSG bisa naik ke 5.217-5.369.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×