kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tertekan di sesi II, IHSG sore berakhir sideways


Kamis, 08 Oktober 2015 / 16:08 WIB
Tertekan di sesi II, IHSG sore berakhir sideways


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Tertekan di sesi II, IHSG sore berakhir sideways

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir sideways di akhir sesi II hari ini (8/10). Berdasarkan data RTI, pada pukul 16.00 WIB, indeks naik tipis 0,1% menjadi 4.491,43.

Ada 142 saham yang melejit. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 138 saham dan 95 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi sore ini melibatkan 5,672 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 5,461 triliun.

Secara sektoral, ada enam sektor yang bergerak positif. Adapun tiga sektor dengan kenaikan terbesar yakni: sektor industri lain-lain naik 2,47%, sektor keuangan naik 0,62%, dan sektor manufaktur naik 0,26%.

Tiga saham penghuni top gainers pada indeks LQ 45 antara lain: PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) naik 4,21% menjadi Rp 2.350, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) naik 4,2% menjadi Rp 1.860, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) naik 3,49% menjadi Rp 1.630.

Kawasan regional tertekan

Sementara, bursa Asia sore ini tampak tak bersemangat. Pada pukul 16.11 waktu Hong Kong, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,4% menjadi 131,14.

Mayoritas indeks acuan di kawasan regional tertekan. Sebut saja indeks Hang Seng Hong KOng yang turun 0,7%, indeks Topix Jepang turun 0,8%, indeks Taeix Taiwan turun 0,6%, indeks Straits Times Singapura turun 0,4%, dan indeks S&P/NZX 50 turun 0,4%.

Meski demikian, ada pula sejumlah indeks regional yang mendaki. Seperti indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,2%, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,7%, dan indeks Shanghai Composite China melejit 3%.

Bursa Asia mengalami penurunan pertama dalam tujuh hari terakhir seiring terjadinya aksi profit taking.

"Reli yang terjadi di pasar Asia beberapa hari terakhir tidak memiliki pondasi. Secara fundamental, gambarannya tidak sebaik yang terlihat. Apalagi setelah IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan global pada tahun ini. Satu-satunya faktor yang mengangkat indeks regional hanyalah spekulasi bahwa akan ada stimulus tambahan ke depannya. Itu bukan pertanda yang baik," papar Bernard Aw, strategist IG Asia Pte di Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×