kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Targetkan pertumbuhan dobel digit secara konsisten, ini strategi Optima Prima (OPMS)


Senin, 23 September 2019 / 13:34 WIB
Targetkan pertumbuhan dobel digit secara konsisten, ini strategi Optima Prima (OPMS)
ILUSTRASI. Optima Prima Metal Sinergi


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan pioneer besi scrap kapal bekas PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS) menargetkan bisa meraih pertumbuhan double digit konsisten hingga 30% tiap tahunnya setelah Initial Public Offering (IPO).

Direktur Utama PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk Meilyna Widjaja menyatakan sampai tahun ini karena OPMS baru pada tahun 2018 bertransformasi menjadi produsen besi scrap, pertumbuhan penjualan OPMS bisa mencapai 70% tahun ini.

“Untuk tahun berikutnya pertumbuhannya akan tumbuh 30% secara konsisten hingga empat tahun sampai lima tahun mendatang,” jelasnya saat konferensi pers di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (23/9).

Baca Juga: Optima Prima Metal Sinergi (OPMS) targetkan bisa tekan impor besi 5%-10% per tahun

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya ketika OPMS paparan publik, Optima Prima menargetkan pertumbuhan labanya bisa tumbuh hingga 57% di 2020.

Optima Prima menargetkan bisa membukukan laba sebesar Rp 7,24 miliar di 2019 dan pada 2020 diproyeksikan akan tumbuh sampai Rp 11,43 miliar. 

Laju pertumbuhan majemuk tahunan atau compound annual growth rate (CAGR) labanya lima tahun ke depan akan tumbuh sebesar 32,43%.

Direktur Keuangan PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk Alan Priyambodo Krisnamurti menyatakan target perusahaan setelah IPO akan meningkatkan kapasitas dalam memperoleh kapal bekas. “Kami menargetkan omzet Rp 100 miliar sampai Rp 110 miliar dan labanya 8%-10% di tahun ini,” ujarnya.

Proyeksi penjualannya juga tumbuh dua digit 33,01% yoy menjadi Rp 141,98 miliar dari sebelumnya Rp 106 miliar di 2019. Selama lima tahun ke depan CAGR penjualannya ditargetkan sebesar 23,97%.

Meilyna menjelaskan strategi perusahaan untuk meraih pendapatan konsisten adalah menambah jumlah kapal yang akan dibeli pasca-IPO. 

Di tahun 2020, OPMS akan menambah rata-rata pembelian kapal per tahun sebanyak 12 unit-15 unit kapal dari sebelumnya 8 unit-10 unit kapal per tahun. Namun Meilyna menegaskan OPMS bukan mengincar kuantitas kapal yang dibeli melainkan jumlah produksinya.

Tentunya dengan meningkatkan jumlah kapal yang dibeli, OPMS juga menambah kapasitas produksinya menjadi 24.000 ton-26.000 ton di sepanjang 2020 nanti dari sebelumnya hanya 20.000 ton-22.000 ton per tahunnya.

Meilyna menjelaskan saat ini kapasitas produksi akan ditingkatkan dari sebelumnya 1.700 ton-2.000 ton per bulan menjadi 2.000 ton-2.200 ton per bulan.

Meilyna bilang, cara OPMS mencari kapal-kapal bekas baru dengan melakukan due diligence dan  MOU dengan perusahaan kapal pelayaran. Saat ini OPMS sudah mengantongi empat MOU dengan perusahaan pelayaran. 

Namun sayang Meilyna tidak bisa menyebutkan perusahaan apa saja yang sudah teken nota kesepahaman dengan OPMS. 

Meilyna bilang, banyak perusahaan yang tertarik untuk bekerjasama dengan OPMS karena Optima Prima merupakan emiten yang unik karena satu-satunya pionir kapal bekas yang pertama melantai di bursa. 

Baca Juga: Saham Optima Prima Metal Sinergi (OPMS) melejit 68% saat IPO

Selain bisnisnya yang unik, Meilyna optimistis target tersebut tercapai karena ketersediaan pasokan kapal bakal terus terpenuhi karena Indonesia adalah negara maritim. 

Kapal yang tergabung di Indonesian National Shipowener’s  Association (INSA) ada 24.000 unit dan 9.900 unit di antaranya merupakan kapal yang beratnya lebih dari 10.000 GWT. Artinya, OPMS memiliki peluang yang besar untuk memenuhi ketersediaan kapal bekas ke depannya.

Selain menjadi produsen besi scrap, OPMS juga turut menjual sparepart atau mesin kapal bekas. Tentu hal ini juga jadi peluang bisnis yang menjanjikan. Sebab kapal yang masih beroperasi juga butuh suku cadang dan banyak juga yang membutuhkan mesin dari kapal bekas. 

Saat ini saja kontribusi penjualan mesin dan sparepart kapal sudah 10% dari pendapatan perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×