kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tantangan Mitra Adiperkasa dan sektor ritel di semester II 2018


Senin, 09 Juli 2018 / 22:03 WIB
Tantangan Mitra Adiperkasa dan sektor ritel di semester II 2018
ILUSTRASI. Stradivarius, salah satu gerai fashion milik MAPI


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis Paramita Alfa Sekuritas William Siregar mengatakan terdapat tantangan yang akan menghadang sektor ritel termasuk kinerja PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) hingga akhir tahun.

Pertama, mengenai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70 Tahun 2013 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern. Peraturan ini menerapkan kewajiban toko ritel modern menjual 80% barang lokal. "MAPI perlu menerapkan strategi baru bagaimana menjual produk-produk yang selama ini impor," kata William, Senin (9/7).

Kedua, sejak 2 Juli 2018 pemerintah DKI melakukan sosialisasi rencana memperluas aturan ganjil genap. Aturan ini akan diterapkan saat pelaksanaan Asian Games 2018. Menurut William peraturan tersebut mempengaruhi kemampuan konsumen untuk mengakses gerai MAPI.

"Secara geografis pendapatan MAPI dari gerai di Jakarta cukup besar, dengan peraturan tersebut buat konsumen jadi sulit akses mal, karena pasar MAPI yang menengah ke atas cenderung melihat langsung produk yang akan dibelinya," kata William.

Ketiga, adanya persaingan dengan penetrasi belanja daring yang semakin bertumbuh. Keempat, adanya persaingan dari ritel asing.

William memproyeksikan tren laporan keuangan MAPI akan menurun di kuartal III karena sentimen negatif sektor ritel secara keseluruhan. Namun, akan kembali pulih di laporan keuangan kuartal IV 2018. "Untuk MAPI tren pendapatan besar terjadi di akhir tahun," kata William.

Menurut William harga valuasi saham MAPI masih murah dengan PE 9,71 kali karena menghitung PE Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lebih besar, yaitu 20 kali.

William merekomendasikan buy di target harga Rp 1.400 per saham. Sementara Marlene Tanumihardja Analis Samuel Sekuritas Indonesia merekomendasikan buy di target harga Rp 930 per saham. Kompak, Elvira Tjandrawinata Analis Nomura merekomendasikan buy di target harga Rp 925 per saham.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×