kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tak terpengaruh depresiasi rupiah, samurai bond tetap menarik


Jumat, 11 Mei 2018 / 17:25 WIB
Tak terpengaruh depresiasi rupiah, samurai bond tetap menarik
ILUSTRASI. Yen Jepang


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak terpengaruh dengan volatilitas nilai tukar rupiah beberapa pekan terakhir, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemkeu) tetap menjadwalkan penerbitan surat berharga negara (SBN) valas berdenominasi yen Jepang pada semester pertama tahun ini.

Nilai tukar rupiah masih bertahan di atas level Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat (AS). Pada Jumat (11/5), kurs tengah rupiah di Bank Indonesia menguat 0,18% ke level Rp 14.028 per dollar AS.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Luky Alfirman mengatakan, penerbitan samurai bond tak terpengaruh volatilitas rupiah.

"Karena samurai bond, investor Jepang marketnya sedikit beda," kata Luky saat konferensi pers di Gedung Kemkeu, Jumat (11/5). Luky pun optimistis dengan penerbitan samurai bond tahun ini.

Menurut Senior Research PT Narada Asset Kiswoyo Adi Joe, karena samurai bond akan diterbitkan di pasar Jepang, maka tak akan terpengaruh dengan volatilitas rupiah saat ini. Dus, samurai bond Indonesia akan dianggap menarik untuk ditawarkan di pasar Jepang saat ini.

"Investasi di Jepang kurang menarik, bunganya juga minus. Sementara di kita, bunganya positif jadi harapannya bisa menambah cadangan devisa kita cukup signifikan," ungkap Kiswoyo kepada Kontan.co.id di Jakarta, Jumat (11/5).

Selain itu, investor Jepang sudah lama berinvestasi di Indonesia. Di antaranya investor otomotif Jepang seperti Toyota, Honda, Daihatsu, Mitsubishi dan Isuzu.

Dengan begitu, investor Negeri Sakura sudah memahami tipikal politik dan ekonomi Tanah Air. "Mereka lebih comfortable dengan Indonesia. Jadi, langkah pemerintah itu sudah bagus," jelasnya.

Apalagi, Bursa Asia hari ini (11/5) dibuka menguat dan bergerak mendekati level tertinggi dalam tiga pekan. Berdasarkan data Reuters pukul 07.22 waktu Singapura, Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik untuk dua sesi berturut-turut ke level tertinggi dalam tiga pekan terakhir.

Indeks Nikkei Jepang tercatat naik 0,7% dan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,6%. Peningkatan juga diikuti indeks S&P 200 Australia dan indeks NZX Selandia Baru, dengan kenaikan masing-masing 0,2%. Ditambah lagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Jumat (11/5) reboundĀ 0,83% dibandingkan hari sebelumnya ke 5.956. Indeks saham domestik bahkan sempat kembali menembus level 6.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×