kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Supermarket reksadana kian menjamur


Senin, 06 Agustus 2018 / 08:58 WIB
Supermarket reksadana kian menjamur
ILUSTRASI. Beragam Jenis Reksadana


Reporter: Dimas Andi, Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini berinvestasi reksadana semakin mudah. Investor tinggal memilih reksadana yang diinginkan secara online melalui supermarket reksadana.

Saat ini, terdapat sedikitnya ada empat supermarket reksadana yang dapat jadi pilihan saat menjajal untuk membeli produk investasi. Pertama, IndoPremier Online Technology atau IPOT, yang merupakan salah satu pionir supermarket reksadana online di dalam negeri.

Kini, IPOT sudah menggandeng 35 manajer investasi (MI) dan menawarkan 207 reksadana. "Jumlah investor kami juga tumbuh dan sekarang mencapai sekitar 130.000 dari sebelumnya 106.000 di akhir tahun lalu. Targetnya akhir tahun jumlah investor bertambah jadi 250.000," ujar Djong Herry Oarto, Chief Marketing Officer Indo Premier Sekuritas, kepada Kontan.co.id, akhir pekan lalu.

Kini rata-rata gross transaction value (GTV) untuk reksadana di IPOTFUND sudah mencapai Rp 25 miliar–Rp 30 miliar per hari. GTV adalah jumlah transaksi subscription maupun redemption reksadana setiap harinya.

Supermarket reksadana Bareksa juga mencatat pertumbuhan investor yang signifikan. Platform jual beli reksadana ini mencatat jumlah nasabah per akhir Juni lalu sebanyak 165.000, naik dari 64.000 di akhir tahun lalu.

Ni Putu Kurniasari, Head of Research Bareksa menyebut, jumlah nasabah sekarang telah melampaui target setahun penuh, yakni 150.000 investor. "Karena itu kami revisi target menjadi 300.000 sampai akhir tahun," kata dia.

Pemain baru

Putu mengakui, kerjasama Bareksa dengan sejumlah e-commerce, antara lain BukaLapak dan Tokopedia, memberi kontribusi besar pada penambahan jumlah investor saat ini. Seiring dengan pertumbuhan jumlah investor, Bareksa mulai menata fokus untuk meningkatkan rata-rata dana ditahan (outstanding holding) per nasabah.

"Misalnya, lewat penjualan saving bond ritel (SBR) yang minimum pembelian Rp 1 juta sehingga rata-rata outstanding holding bisa naik untuk tiap nasabah," ujar Ni Putu.

Sejak akhir tahun lalu, Tanamduit yang dikembangkan oleh PT Star Mercato Capitale, juga ikut meramaikan bisnis supermarket reksadana. Tanamduit merupakan agen penjual reksadana online yang memperoleh izin dari OJK pada September 2017.

Direktur Pengembangan Bisnis Tanamduit Muhammad Hanif mengatakan, hingga saat ini Tanamduit menjual sekitar 25–30 produk reksadana yang diklasifikasi ke dalam tiga kategori, yaitu kategori risiko rendah, risiko menengah dan risiko tinggi.

Kini jumlah pengguna aktif yang telah membeli reksadana melalui Tanamduit telah mencapai kisaran 2.200–2.500 pengguna. Walau tidak menyebut secara rinci, Hanif optimistis, di akhir tahun nanti tidak menutup kemungkinan jumlah pengguna aktif Tanamduit mencapai puluhan ribu pengguna. Ini seiring banyaknya masyarakat yang memiliki akses terhadap internet dan semakin banyak masyarakat yang mulai sadar pentingnya berinvestasi

Meski pemain baru di bisnis supermarket reksadana, Tanamduit telah menjadi rekan penjual SBR seri SBR003 yang dirilis bulan Mei lalu. Hanif pun mengonfirmasi pihaknya akan kembali berpartisipasi menjadi agen penjual SBR yang akan dirilis Agustus nanti. "Untuk saat ini, kami baru bisa menjual obligasi di pasar primer. Sebab, izin kami bukan sebagai perusahaan sekuritas," jelas Hanif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×