kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SUN tenor panjang jadi pilihan utama


Kamis, 27 Oktober 2016 / 08:39 WIB
SUN tenor panjang jadi pilihan utama


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Suku bunga acuan dalam negeri tengah berada dalam tren menurun. Pekan lalu, Bank Indonesia kembali memangkas 7 days reverse repo rate jadi 4,75%. Di saat yang sama, indikasi Fed funds rate (FFR) naik Desember ini menguat. Semua faktor tadi bisa mempengaruhi imbal hasil investasi obligasi.

Meski begitu, para manajer investasi (MI) pengelola reksadana pendapatan tetap tidak lantas mengubah strategi investasinya. MI tetap memburu surat utang negara (SUN) bertenor panjang sebagai aset dasar utama. Penyebabnya, penurunan 7-day RR rate diprediksi positif untuk obligasi bertenor panjang.

Direktur Riset & Investasi Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo menuturkan, tren penurunan suku bunga acuan BI sudah diperhitungkan. Maka, sejak awal Bahana terus memarkirkan dana pada SUN bertempo lama, lebih dari 10 tahun.

Selain mengincar SUN jangka panjang, MI juga memilih SUN untuk mengoptimalkan strategi trading. Maklum, likuiditas SUN tinggi, sehingga peluang mengais untung dari kenaikan harga (capital gain) lebih tinggi ketimbang investasi di obligasi korporasi.

Investment Director Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana juga menyebut Sucorinvest meracik produk reksadana pendapatan tetap dengan SUN tenor panjang. Sebab, ada peluang lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s (S&P) mengerek peringkat utang Indonesia. Ini akan positif bagi SUN.

Jemmy memprediksi, return reksadana pendapatan tetap di 2016 mencapai 20%-25%.

Terkait potensi kenaikan FFR akhir tahun ini, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto berpendapat dampaknya terhadap obligasi Indonesia akan terbatas dan bersifat sementara. Karena itu, Panin tetap menaruh dana pada obligasi berdurasi panjang rata-rata 6,25 tahun. Hal ini terutama dilakukan pada produk Panin Dana Ultima Plus 2.

"Kami mencampurnya dengan obligasi korporasi dan deposito," imbuh Rudi.

Tapi, Herbie Mohede, Senior Fixed Income Portfolio Manager Samuel Aset Manajemen, menjelaskan, perusahaan mulai menggeser portofolio obligasi dari tenor panjang ke tenor menengah dan pendek. Ini merupakan antisipasi jelang rencana kenaikan FFR.

Meski begitu, masih ada peluang MI dari Samuel memarkirkan mayoritas aset di SUN tenor panjang lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×