Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Demi menggenjot target pra penjualan atawa marketing sales yang mencapai Rp 4,5 triliun, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) akan meluncurkan 185 unit produk baru pada tiga proyek superblok.
Direktur Utama SMRA Adrianto Adhi menjelaskan, unit yang bakal dirilis adalah proyek hunian berupa 104 unit rumah tapak dan proyek komersial, yakni 81 unit ruko. "Rumah tapak akan diluncurkan di Summarecon Bandung, sedangkan ruko berada di Summarecon Serpong dan Summarecon Bekasi," ungkapnya, kepada KONTAN baru-baru ini.
Peluncuran rumah tapak di Bandung bakal dilaksanakan pada April 2016. Nah, harga termurah untuk unit hunian sebesar Rp 1,9 miliar. Unit tersebut merupakan kelanjutan dari proyek kluster B'tari, yang sudah dirilis pada November 2015.
Asal tahu saja, kluster tersebut sudah laku terjual dan menampung 139 rumah, dengan kisaran harga Rp 1,3 miliar- Rp 4,75 miliar. Pengembangan Summarecon Bandung tak hanya pada proyek hunian.
Perusahaan juga tengah menggodok opsi lain, Sayang, Adrianto masih tutup mulut. Untuk pengembangan Summarecon Serpong, SMRA memilih cara lain. Perusahaan memilih meluncurkan ruko dua lantai berlabel Allogio pada awal Maret ini.
Bakal ada 49 unit ruko yang di jual dengan harga mulai Rp 2,2 miliar. Mirip dengan Summarecon Serpong, Summarecon Bekasi pun fokus mengembangkan penjualan pada ruko. Perusahaan bakal membangun ruko tiga lantai.
Tahap pertama bakal diluncurkan sebanyak 32 unit. Produk tersebut dilego di harga sekitar Rp 2,9 miliar per unit. Selain dari produk baru, tahun ini perseroan masih mengandalkan penjualan Apartemen Premium The Kensington dan Summarecon Kelapa Gading.
Tahun lalu perusahaan tak berhasil memenuhi target pendapatan. "Pendapatan tahun lalu sekitar Rp 4,3 triliun, lebih rendah dibandingkan target kami, Rp 4,5 triliun," ungkap Adrianto.
Ia berharap, penurunan suku bunga acuan atau BI rate pada awal tahun 2016 menjadi sentimen positif bagi industri properti. Apalagi sepanjang tahun 2015, properti jadi salah satu sektor yang paling terkena dampak pelemahan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News