kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi BBYB usai menggaet modal


Sabtu, 24 Januari 2015 / 07:00 WIB
Strategi BBYB usai menggaet modal
ILUSTRASI. Menteri Pertahanan AS Llyod Austin dan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape.


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Harapan baru di tahun anyar memicu PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) semangat mencari modal. Caranya, mereka melepas saham perdana alias initial public offering (IPO) pada awal tahun ini.  

Dalam aksi ini, BBYB melepas 300 juta saham setara 11,93% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dimana harga IPO Bank Yudha di Rp 115 per saham. Sehingga BBYB meraih dana Rp 34,5 miliar. Dana tersebut 72,14% untuk penyaluran kredit lalu 27,86% untuk pengembangan teknologi sistem informasi untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah.

Direktur Utama BBYD Michael Hoetabarat mengatakan, pelepasan saham perdana menjadi titik awal perusahaan dalam memupuk permodalan. "Karena setelah IPO, kami juga akan menggelar rights issue," ujar dia, beberapa waktu lalu. Perusahaan ini menargetkan  hingga tahun 2016 bisa memiliki modal Rp 500 miliar.

Setelah aksi IPO, modal Bank Yudha menjadi Rp 260 miliar. Ini artinya, Bank Yudha masih harus mengejar modal tambahan Rp 240 miliar agar mencapai target.  

Produk tabungan baru

Tak hanya mengejar target permodalan, BBYB akan fokus pada kredit pensiunan. Hingga kini, porsi kredit pensiunan BBYB sudah  50% dari total kredit. BBYB menargetkan porsi kredit pensiunan mencapai 70% di tahun depan. "Kami tidak khawatir persaingan ketat, karena para pensiunan mempunyai kewenangan penuh  memilih bank," kata Michael.

Untuk merealisasikan hal itu pula, perseroan berencana menjalin kerjasama dengan PT Taspen (Persero) selaku BUMN yang bergerak di bidang asuransi dan tabungan hari tua dan dana pensiun bagi PNS. Tak hanya itu, saat ini BBYB juga telah memiliki basis nasabah pensiunan dari PT Asabri (Persero).
BBYB juga akan mengandalkan kredit komersial dan ritel. Perusahaan ini akan fokus ke segmen usaha perdagangan dan jasa-jasa lainnya. Emiten ini juga akan lebih memprioritaskan kepada usaha kecil dan menengah (UKM) dengan tetap memperhatikan batas maksimum pemberian kredit (BMPK).

Sepanjang tahun lalu, kredit BBYB Rp 2 triliun, naik 35% year on year (yoy). Pertumbuhan aset 18% yoy menjadi Rp 2,69 triliun. Sementara dana pihak ketiga (DPK) 20% yoy menjadi Rp 2,33 triliun. Sedangkan laba tahun berjalan Rp 17,9 miliar atau naik 13% yoy.

Tahun ini, BBYB menargetkan pertumbuhan kinerja dan aset mulai meningkat. BBYB berharap aset bisa tumbuh 22% menjadi Rp 3,27 triliun. Sedangkan kredit naik 33% menjadi Rp 2,66 triliun, DPK naik 21% menjadi Rp 2,82 triliun dan laba kotor naik 170% menjadi Rp 48,34 triliun.

Iim Wardiman, Direktur Kepatuhan sekaligus Sekretaris Perusahaan BBYB, mengatakan, pertumbuhan kinerja karena bisnis kredit pensiunan.  "Itu yang membuat laba kami bagus. Karena margin kredit pensiunan cukup tinggi," ujar dia.

Iim bilang, BBYB juga akan meningkatkan jumlah nasabah antara 10.000-15.000, dari jumlah nasabah kini 50.000.  Strategi BBYB adalah dengan meluncurkan dua produk tabungan terbaru yakni Tabungan Surprise dan Tabungan Berjangka.

Tabungan Surprise adalah tabungan berhadiah setara bunga 4% per tahun. Sedangkan Tabungan Berjangka adalah tabungan berasuransi setara dengan bunga 5,5% per tahun.

Peluncuran dua produk tabungan baru ini untuk meningkatkan porsi dana murah (tabungan dan giro) yang porsi saat ini hanya 11% dari total DPK. "Dengan adanya produk tabungan baru, kami harapkan porsi deposito turun dan porsi dana murah jadi sekitar 30%," ujar Iim.

BBYB memang berencana menekan porsi deposito yang saat ini mencapai 89%. Meskipun begitu, pangsa pasar DPK BBYD masih terbilang cukup kecil. Per Juni 2014 pangsa pasar BBYB dalam menghimpun DPK baru 0,06%.

Dua produk tabungan baru itu diharapkan menekan biaya dana alias cost of fund (CoF) BBYB. Ini lantaran selama ini, bunga yang diberikan BBYB masih jauh dari tingkat rata-rata bunga deposito 10,5%.

BBYB juga akan ekspansi dengan pembukaan jaringan kantor di tempat yang strategis dan potensial dalam sektor industri perdagangan. Hingga kini, BBYB telah memiliki 31 kantor operasional yang tersebar di Jawa dan Sumatera.

Sedangkan cakupan pemasaran di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Kepulauan Riau.               

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×