Reporter: Dina Farisah | Editor: Sofyan Hidayat
JAKARTA. Harga tembaga melaju ke level tertinggi dalam empat pekan. Spekulasi peningkatan permintaan tembaga seiring pemulihan ekonomi AS ikut mendongkrak harga tembaga.
Mengutip Bloomberg, kemarin (26/6), kontrak tembaga pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange naik 0,5% menjadi US$ 6.951,25 per metrik ton. Ini merupakan level tertinggi sejak 28 Mei 2014.
Persediaan tembaga yang dipantau bursa utama di London, Shanghai dan New York, turun 51% sepanjang tahun ini. Ini merupakan stok level terendah sejak Oktober 2008.
Pemulihan ekonomi AS diperkirakan mampu mengerek permintaan tembaga. Sebab, AS merupakan pengguna tembaga terbesar kedua di dunia. "Investor melihat perekonomian AS semakin membaik pasca cuaca buruk di kuartal pertama," kata Kazuhiko Saito, analis Fujitomi Co, broker komoditas di Tokyo.
Ibrahim, analis komoditas dan Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka, menilai, kenaikan harga tembaga kemarin dipengaruhi data ekonomi AS yang dirilis Rabu malam (25/6) yaitu data pemesanan barang tahan lama (durable goods order) pada Juni 2014 dan pendapatan domestik bruto (PDB) AS kuartal I-2014 yang hasilnya kurang memuaskan. "Data ini melemahkan dollar AS, sehingga mendukung kenaikan harga tembaga," ungkap Ibrahim.
Ibrahim menambahkan, harga tembaga juga diuntungkan faktor geopolitik di Ukraina. Periode 21 Juni-28 Juni, Rusia menggelar latihan militer gabungan dengan pasukan Crimea dan mengultimatum Ukraina. Eskalasi ketegangan ini memberikan sentimen positif terhadap harga tembaga.
Wahyu Tribowo Laksono, analis PT Central Capital Futures, menuturkan, harga tembaga terangkat karena data manufaktur PMI China yang membukukan angka 50,8 ini melampaui estimasi sebesar 49,7. Angka di atas 50 menunjukkan adanya ekspansi di Tiongkok. "Ada harapan pulihnya ekonomi China, AS dan Eropa. Meski tidak sebaik sebelum krisis ekonomi global," ujar Wahyu. Namun, ia menilai laju harga tembaga masih tertahan lantaran saat ini stok di China masih mencukupi.
Secara teknikal, Wahyu bilang harga tembaga menunjukkan pergerakan up trend. Harga berada di atas moving average (MA) 50 dan MA 100, tapi masih berada di bawah MA 200. Moving average convergence divergence (MACD) sudah beranjak ke area positif 22. Indikator stochastic telah memasuki area jenuh beli (overbought) di level 91%. Sementara relative strength index (RSI) berada di level 61,8%.
Wahyu memprediksi, harga tembaga sepekan mendatang akan bergerak di kisaran US$ 6.700-US$ 7.080 per metrik ton. Sementara Ibrahim menduga harga tembaga sepekan bergerak di level US$ 6.900 sampai US$ 7.080 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News