kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Stimulus ekonomi Jepang memudarkan harga emas


Senin, 25 Mei 2020 / 11:09 WIB
Stimulus ekonomi Jepang memudarkan harga emas
ILUSTRASI. Senin (25/5) hingga pukul 11.00 WIB, harga emas di pasar spot turun 0,37% ke US$ 1.728,28 per ons troi


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga emas turun pada Senin (25/5) karena pasar saham Jepang menguat di tengah berita tentang program stimulus Jepang yang mendorong minat investor masuk ke portofolio berisiko. Namun, ketegangan baru di Hong Kong membatasi penurunan harga emas.

Mengutip data Bloomberg, Senin (25/5) hingga pukul 11.00 WIB, harga emas di pasar spot turun 0,37% ke US$ 1.728,28 per ons troi

"Saya pikir permainan saham dan aset berisiko lainnya mungkin telah mendukung selera risiko, dan mengurangi daya tarik untuk emas dalam jangka pendek," kata analis IG Markets Kyle Rodda seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Ekonomi menantang di tengah pandemi, BJB Syariah tawarkan gadai emas

Harga emas pada Jumat pekan lalu naik 0,8% hingga menyentuh US$ 1,739.51 per ons troi.

Catatan saja, Jepang sedang mempertimbangkan stimulus baru senilai lebih dari US$ 929 miliar, yang sebagian besar terdiri dari program bantuan keuangan untuk perusahaan yang terkena pandemi corona, demikian surat kabar Nikkei melaporkan.

Indeks Nikkei Jepang melonjak 1,5% setelah laporan tersebut.

Namun, kabar dari Hong Kong menahan penurunan harga emas lebih lanjut.

Hong Kong kembali terancam dalam ketidakpastian politik, setelah ribuan orang menggelar unjuk rasa untuk memprotes rencana China memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong.

Legislasi keamanan nasional yang diusulkan untuk Hong Kong dapat menyebabkan sanksi dari Amerika Serikat (AS) dan mengancam status Hong Kont sebagai pusat keuangan.

Emas dipandang sebagai aset safe haven selama ketidakpastian politik dan ekonomi.

Baca Juga: Harga komoditas cenderung volatile, cermati saham-saham ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×