kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

S&P beri peringkat BBB untuk anak usaha Sarana Menara (TOWR), begini kata perusahaan


Senin, 27 April 2020 / 15:47 WIB
S&P beri peringkat BBB untuk anak usaha Sarana Menara (TOWR), begini kata perusahaan
ILUSTRASI. Wakil Direktur Utama PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) Adam Gifari.? KONTAN/Nur Qolbi


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain memangkas outlook beberapa perusahaan, S&P Global Rating juga menegaskan peringkat BBB dengan outlook stabil untuk PT Profesional Telekomunikasi, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Menurut S&P Global Rating, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) ini memiliki likuiditas yang cukup untuk membayar utang jatuh tempo tepat waktu dan mampu bertahan di tengah tekanan saat ini. 

Baca Juga: S&P tegaskan rating utang anak usaha TOWR, Protelindo, di BBB dengan outlook stabil

Wakil Direktur Utama TOWR Adam Ghifari menjelaskan posisi finansial perusahaan dan anak usahanya dalam kondisi yang aman karena jumlah utang yang jatuh tempo di tahun ini seluruhnya berdenominasi rupiah yaitu sekitar Rp 750 miliar, dan yang akan jatuh tempo dalam dua tahun sekitar Rp 2,7 triliun. Sementara itu EBITDA yang terkonsolidasi saat ini mencapai Rp 5,4 triliun.

"Kondisi bisnis TOWR saat ini juga stabil terus berjalan. Sebagai perusahaan penyedia menara dan sambungan fiber optic, kami mendukung program pemerintah untuk tetap menyediakan jasa telekomunikasi di masa seperti sekarang ini," jelas Adam kepada Kontan.co.id, Senin (27/4). 

Saat ini, sumber pendanaan yang didapat TOWR dari perbankan juga diklaim masih baik. TOWR juga akan mengamati pasar, apabila kondisi membaik perusahaan ini berencana mengkaji penerbitan obligasi.

Baca Juga: S&P Global Rating merevisi outlook enam perusahaan Indonesia menjadi negatif

Saat ini, TOWR memperkirakan akan membelanjakan organic capex sekitar Rp 3 triliun - Rp 3,5 triliun. Ini untuk kebutuhan tower business sekitar 70%-75%, sisanya untuk non-tower bisnis. Dana ini digunakan diluar kebutuhan pembelian menara dari XL Axiata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×