kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

SMCB akan merger dengan anak usaha di Tuban


Kamis, 08 Maret 2012 / 07:30 WIB
SMCB akan merger dengan anak usaha di Tuban
ILUSTRASI. Lelang mobil dinas, Toyota Avanza harga pembukaan Rp 60 jutaan, ada tiga unit. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/02/06/2014


Reporter: Rizki Caturini, Revi Yohana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Holcim Indonesia (SMCB) akan menggabungkan diri dengan anak usahanya, yaitu PT Semen Dwima Agung (SDA). Untuk merealisasikan rencana merger itu, SMCB akan meminta persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB), yang dijadwalkan berlangsung pada
13 April 2012.

Manajemen SMCB dalam keterangan resminya, kemarin (7/3), menjelaskan, latar belakang penggabungan adalah meningkatkan efisiensi kegiatan operasi. SMCB berniat mendirikan pabrik semen di Tuban, Jawa Timur di atas lahan milik SDA.

Setelah diakuisisi SMCB pada 2001, SDA yang tadinya merupakan perusahaan semen, memutuskan untuk lebih fokus ke kegiatan pembelian lahan. Saat ini SDA mengusai lahan sekitar 5,08 juta meter persegi (m2) di Tuban.

Selain itu, SDA juga memiliki izin usaha pertambangan batu kapur dan lempung. Kedua bahan baku ini digunakan SMCB sebagai bahan baku pembuatan semen.
Nah, keberadaan dua badan hukum yang berbeda tersebut menimbulkan biaya transaksi antar perusahaan. "Dengan merger ini, biaya administrasi dan dan kewajiban perpajakan bisa dihilangkan," demikian keterangan SMCB.

Mengutip laporan keuangan SDA per 31 Desember 2011, anak usaha SMCB ini memiliki aset sebesar Rp 83,12 miliar. Sedang, kewajiban perusahaan ini sebesar Rp 96.85 miliar. Tahun lalu, SDA menderita rugi bersih Rp 10,54 miliar.

Kepala riset Universal Broker, Satrio Utomo, menilai, meski SDA merugi, tidak akan menjadi masalah bagi SMCB. "Ini langkah pertama SMCB setelah melakukan kuasi reorganisasi. Mereka tidak akan melakukan aksi yang membuat laporan keuangannya merugi," ujar Satrio. Harga SMCB, kemarin, menguat 4,17% menjadi Rp 2.500 per saham.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×