kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sinergi Megah Internusa menyiapkan dana ekspansi Rp 1,1 triliun


Jumat, 13 Juli 2018 / 06:56 WIB
Sinergi Megah Internusa menyiapkan dana ekspansi Rp 1,1 triliun
ILUSTRASI. Pencatatan perdana saham PT Sinergi Megah Internusa Tbk di BEI


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA) langsung tancap gas menggelar ekspansi. Perusahaan properti ini berniat membangun vila di Batam.

Rencananya, ekspansi ini akan dijalankan tahun depan. Jumlah vila yang dibangun tak tanggung-tanggung, yakni 180 vila. "Investasinya sebesar Rp 1,1 triliun," kata Iwandono, Direktur Utama NUSA, Kamis (12/7). Perusahaan ini memperkirakan, pembangunan vila tersebut baru akan selesai pada tahun 2023.

Iwandono menyebutkan, pembangunan vila tahap awal akan dilakukan tahun depan oleh anak usaha perseroan ini, yakni PT Mulia Manunggal Karsa. Tahap pertama, perusahaan ini akan membangun 18 unit vila.

Vila tersebut merupakan vila menengah ke atas, yang diharapkan bisa menyumbang pendapatan NUSA di tahun depan. Hal tersebut diperlukan lantaran hingga saat ini rapor kinerja NUSA masih merah, karena masih belum berhasil mencatatkan laba bersih

Selain membangun vila, NUSA juga berniat menambah cadangan lahan. Lagi-lagi fokus perusahaan properti ini ada di Batam. Perusahaan ini ingin menambah landbank sebesar 20 hektare.

Selain di Batam, perusahaan ini juga akan mencari lahan anyar lainnya. Sayang, Iwandono masih tutup mulut mengenai satu lokasi  lahan lain yang sedang dijajaki oleh NUSA.

Dengan rencana ekspansi tersebut, perusahaan ini juga berharap di tahun depan kinerjanya dapat membaik. NUSA memang menargetkan bisa mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2 miliar pada 2019 mendatang. "Kalau tahun ini masih belum untung karena depresiasinya masih besar," jelas Iwandono.

Tekanan pada kinerja NUSA muncul lantaran mengoperasikan hotel butik di Yogyakarta, yang baru beroperasi di 2016 lalu. Secara year to date (ytd), okupansi hotel menengah ke atas dengan 77 kamar tersebut mencapai 52%, meski bulan lalu sempat mencatatkan okupansi sebesar 78%.

Hingga akhir tahun ini, perusahan ini berharap bisa membukukan pendapatan sebesar Rp 24 miliar. Sementara tahun 2019, NUSA menargetkan pendapatan mencapai Rp 218 miliar, disokong oleh penjualan vila di Batam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×