kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak waktu yang tepat masuk ke sektor barang konsumsi


Minggu, 27 Mei 2018 / 22:26 WIB
Simak waktu yang tepat masuk ke sektor barang konsumsi
ILUSTRASI. Ilustrasi pasar modal


Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat rebound 3,69% sepekan kemarin, setelah melorot 13,77% dari awal 2018, saham barang konsumsi patut jadi pilihan. Meskipun begitu, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee tak merekomendasikan investor masuk sekarang.

Menurutnya, ke depan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan masih akan tertekan. Salah satunya karena ada kecenderungan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) yang masih akan bergerak naik.

"Belum lagi konflik antara Korea Utara dengan AS, perang dagang antara China dengan AS, serta masalah kenaikan harga minyak, tentunya jadi perhatian," kata Hans saat dihubungi KONTAN, Minggu (27/5).

Sehingga, Hans menjelaskan, ketika market mengalami koreksi, maka sektor barang konsumsi jadi salah satu pilihan yang cukup menarik. Ini lantaran, saham-saham tersebut bersifat cukup defensive.

Dengan banyaknya kecenderungan tekanan tersebut, Investa Saran Mandiri memperkirakan IHSG akan bergerak di area periode konsolidasi 5.700-6.200. Sentimennya, lebih banyak dari eksternal.

"Kalau sekarang, sepertinya (investor) enggak (masuk) dulu, karena akan ada koreksi di pasar. IHSG juga mendekati 6.000, kalau indeks bergerak di 5.700 saya rasa itu periode yang bagus untuk investasi saham consumer goods," ujarnya.

Apalagi, sentimen domestik masih berpotensi menimbulkan sentimen negatif. Khususnya terkait pergerakan nilai tukar rupiah, yang saat ini masih di rentan Rp 14.100 per dolar AS, meskipun Bank Indonesia (BI) sudah menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) bulan ini.

Hans merekomendasikan investor untuk masuk ke saham barang konsumsi pada rentang Agustus dan September. Terutama, ketika MSCI mengumumkan perubahan bobot saham di negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.

"Ini kemungkinan MSCI pasar Indonesia akan diturunkan bobotnya, sehingga berdampak pada penjualan saham. Jadi kemungkinan di Agustus dan September untuk melakukan akumulasi saham," tandasnya.

Adapun beberapa saham barang konsumsi yang menjadi rekomendasi Hans hingga akhir tahun yakni, UNVR, INDF, ICBP dan MYOR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×