Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Libur Lebaran segera tiba. Biasanya, aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung sepi. Pekan ini. perdagangan bursa menyisakan empat hari, yakni hingga 8 Juni. Setelah itu, cuti bersama sejak 11 Juni hingga 19 Juni. Bursa kembali dibuka pada 20 Juni.
Secara historikal, perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) memang sepi menjelang libur panjang Lebaran. Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra mengungkapkan, per Kamis (31/5) rata-rata transaksi hanya Rp 6,7 triliun hingga Rp 7 triliun. Padahal biasanya rata-rata transaksi bisa mencapai Rp 9 triliun. Sepinya transaksi otomatis akan memantik tingginya volatilitas di bursa.
Penarikan dana mungkin akan terjadi. Sebab, saat pasar Indonesia libur, bursa regional Asia dan global tidak libur. Dus, dana cash di pasar Indonesia akan dialihkan ke pasar regional maupun global.
Namun, sebelum aksi profit taking, pasar Indonesia mungkin akan menguat terlebih dulu. Hal ini diungkapkan analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji. Di awal Juni, IHSG berpotensi menguat.
Penguatan IHSG akan ditopang data makroekonomi, seperti inflasi, indeks keyakinan konsumen dan cadangan devisa. Inflasi juga diperkirakan lebih positif karena daya beli menguat di bulan puasa.
Data cadangan devisa juga diprediksi akan positif, berkat kebijakan Bank Indonesia menaikkan BI 7-day reverse repo rate dua kali dalam dua pekan terakhir. "Rupiah semakin positif, sehingga iklim di bursa bagus. Jadi, saat ini tepat bagi investor untuk akumulasi beli," ungkap Nafan.
Potensi profit taking kemungkinan terjadi di saat terakhir perdagangan pekan ini, terutama Jumat (8/6), yang juga bisa membuat IHSG terkoreksi. Namun, aksi profit taking menjelang libur panjang merupakan hal biasa.
Meski perdagangan akan sepi, bukan berarti investor tidak bisa meraup potensi keuntungan. Aditya mengungkapkan tetap ada potensi meraup cuan di pasar yang tinggal menyisakan empat hari perdagangan.
Investor bisa mencermati saham yang volume belinya sudah breakout dalam satu atau dua hari, karena biasanya di hari berikutnya saham itu bisa naik lagi. Misalnya, saham X kemarin naik 3%, kemudian volume breakout dalam sepekan sudah termasuk tinggi, berarti ini sinyal banyak dana masuk ke saham itu. Investor bisa mencermatinya dan masuk ke saham itu.
Investor juga bisa melihat saham blue chip yang valuasinya sudah murah. Sektor perbankan sudah turun, juga sektor ritel. Saham LQ45 pun menarik diperdagangkan dalam jangka pendek.
Adapun Nafan menyarankan di sisa perdagangan bursa ini investor mencermati saham konsumer, seperti INDF, ICBP dan UNVR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News