kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak rekomendasi para analis untuk saham Adaro Energy


Rabu, 21 Maret 2018 / 06:05 WIB
Simak rekomendasi para analis untuk saham Adaro Energy


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna meningkatkan kinerjanya sepanjang tahun ini, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) gencar melakukan ekspansi bisnis.

Buktinya, sejak Desember lalu, ADRO telah melakukan kerja sama dengan perusahaan pembangkit listrik Electricity Generating Authority Thailand (EGAT). Hal ini sebagai bentuk langkah ekspansi bisnis ADRO di kawasan Asia Tenggara.

Di samping itu, dalam beberapa waktu terakhir, ADRO juga tengah menggandeng EMR Capital dalam upaya mengikuti tender penjualan 2 aset tambang batubara perusahaan asal Britania Raya, Rio Tinto yang berada di Australia.

Reza Priyambada, Analis Binaartha Parama Sekuritas menilai, ekspansi lintas negara yang dijalani ADRO dapat membawa pengaruh positif bagi emiten tersebut. Selain dapat memperluas pangsa pasar di negara lain, ADRO juga mendapat keuntungan berupa meningkatnya kapasitas produksi batubara bila aset tambang di Australia benar-benar bisa dimiliki emiten ini.

Hanya saja, ekspansi tersebut belum tentu menguntungkan ADRO secara jangka panjang. “Jika mulai banyak pabrik beralih ke energi alternative, maka ekspansi ini dapat membawa dampak negatif juga,” terang Reza, Selasa (20/3).

Analis JP Morgan, Sumedh Samant dalam riset 6 Maret menilai, walau sebagian besar bisnis ADRO masih seputar pertambangan dan perdagangan batubara, emiten ini sebenarnya sudah mulai berekspansi pada bisnis lain, salah satunya adalah pembangkit listrik.

Saat ini, ADRO tengah membangun 2 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 680 MW di Batang, Jawa Tengah dan di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan yang berkapasitas 130 MW.

PLTU yang dibangun di Jateng ditargetkan akan beroperasi pada tahun 2020 mendatang, sedangkan PLTU di Kalsel akan beroperasi setahun lebih cepat.

Sumedh memperkirakan, kedua pembangkit listrik tersebut dapat memberi kontribusi sebesar 12%--15% terhadap pendapatan ADRO ketika beroperasi kelak.

Ia pun memberi rekomendasi overweight pada saham ADRO dengan target Rp 2.700 per saham.

Sementara itu, Reza merekomendasikan beli saham ADRO dengan target Rp 2.750 per saham.

Adapun pada penutupan hari ini, saham ADRO berada di level Rp 2.070.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×