kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45938,46   -25,27   -2.62%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak berita bursa saham di akhir pekan ini


Sabtu, 29 November 2014 / 05:06 WIB
Simak berita bursa saham di akhir pekan ini
ILUSTRASI.


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Menemani aktivitas anda di akhir pekan ini, kami menyajikan sejumlah berita di halaman bursa saham Harian KONTAN edisi Sabtu 29 November 2014, sebagai berikut.

PT Astra International Tbk (ASII)

PT Astra International Tbk (ASII) memprediksi bisnis otomotif masih melambat hingga tahun depan. Demi mengatasinya, ASII akan memperkuat distribusi dan jaringan dengan membangun 10 diler hingga 15 diler baru pada 2015.

Iwan Hadiantoro, Chief Group Treasury & Investor Relation ASII, mengatakan, setiap diler biasanya membutuhkan dana Rp 50 miliar. Dus, untuk membangun 10 diler hingga 15 diler di tahun depan, ASII menyiapkan dana sebesar Rp 500 miliar hingga Rp 750 miliar.

"Jadi bukan cuma mendorong produk baru tetapi pelayanan dan jaringan distribusi terus diperluas," ujar Iwan di Bogor, Jumat (28/11). ASII juga tetap menggenjot kapasitas produksi dengan membeli mesin baru.

Iwan memprediksi, tahun depan bisnis otomotif ASII tak tumbuh signifikan. Soalnya, masih ada tekanan dari kenaikan bunga acuan. Maka itu, ASII ingin lebih banyak mendiversifikasi bisnis dan mengurangi ketergantungan dari bisnis otomotif.

Head of Investor Relation ASII Tira Ardianti menambahkan, hingga September 2014, kontribusi bisnis otomotif mencapai 59% dari total pendapatan ASII. Namun, kontribusi itu menyusut dibandingkan tahun lalu sebesar 68%. Dalam beberapa tahun mendatang, kontribusi bisnis otomotif dan bisnis non-otomotif ASII diharapkan bisa seimbang. "Sekarang kami tak ingin bergantung di bisnis otomotif. Kami akan memperbesar lini bisnis lain," tambah dia.

PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)

PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) terus menambah utang berbentuk dollar Amerika Serikat. Emiten yang dikenal dengan nama Sritex ini menerbitkan surat utang berupa medium term notes (MTN) senilai US$ 30 juta.

Surat utang tersebut memberikan kupon 6% per tahun. Adapun, tenornya adalah tiga tahun. Fitch Ratings menyematkan peringkat A untuk MTN tersebut.

Pada pertengahan November lalu, SRIL baru menerbitkan obligasi US$ 70 juta. Ini merupakan tambahan dari obligasi US$ 200 juta yang dirilis pada April lalu. Rangkaian surat utang tersebut memberikan kupon 9% dengan tenor lima tahun. "MTN senilai US$ 30 juta khusus lokal. Kalau yang senilai US$ 70 juta adalah obligasi global," ungkap Welly Salam, Sekretaris Korporasi SRIL kepada KONTAN, pada Jumat (28/11).

Jadi, secara total SRIL sudah menerbitkan surat utang senilai US$ 300 juta. SRIL tengah membutuhkan dana cukup besar. Pendanaan itu diperlukan untuk membiayai kembali atau refinancing utang dan modal ekspansi.

Sebesar US$ 110 juta dari hasil penerbitan obligasi digunakan untuk refinancing utang yang memiliki bunga 11% sampai 12%. Kemudian sisanya akan dipakai untuk membiayai perluasan kapasitas produksi.

Pada 2017, SRIL menargetkan kapasitas produksi garmen menjadi 30 juta potong per tahun, finishing menjadi 240 juta yard per tahun, weaving menjadi 180 juta hingga 240 juta meter per tahun, dan spinning mencapai 610.000 mata pintal per tahun.

PT SLJ Global Tbk (SULI)

PT SLJ Global Tbk (SULI) meraih perpanjangan pembayaran utang. Perusahaan yang bergerak di sektor kehutanan dan pertambangan ini merestrukturisasi sisa pokok pinjaman senilai US$ 43,2 juta ke Bank Mandiri.

Utang ini meliputi kredit tranche A US$ 14 juta dan tranche B US$ 29,1 juta. "Skema pokok restrukturisasi adalah penjadwalan kembali pengembalian sampai Desember 2023," ungkap Hasnawiyah Sono, Sekretaris Perusahaan SULI, dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (28/11).

Namun, perjanjian ini bukan tanpa syarat. SULI harus melepas aset jaminan berupa sembilan unit genset yang akan dijual. Senilai US$ 1 juta hasil penjualan itu dibayarkan ke Bank Mandiri untuk mengurangi utang tranche A. Dus, pembayarannya paling lambat 18 November 2018.

Untuk menjaga gagalnya restrukturisasi utang ini, SULI menerbitkan surat perjanjian atau promissory notes kepada Capital Partners Pte Ltd untuk meminjam dana talangan US$ 1 juta bertenor satu tahun. Ini sebagai aksi antisipasi saja, apabila offering letter tidak berlaku, sementara aset jaminan belum terjual.

Emiten yang dulu bernama PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk ini mencatatkan rapor merah pada kuartal ketiga 2014. SULI menelan kerugian Rp 43,77 miliar. Padahal, pendapatannya naik 199% year-on-year (yoy) menjadi Rp 349,66 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×