Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Penetapan Setya Novanto sebagai tersangka korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP) diprediksi tidak akan terlalu mengganggu kinerja pasar modal. Sebab, tidak ada emiten yang secara langsung terlibat dalam kasus tersebut.
Analis Koneksi Kapital Alfred Nainggolan melihat, kasus e-KTP akan memanaskan kondisi politik Indonesia. Pasalnya Setya Novanto menjabat dua posisi politik strategis yakni sebagai Ketua Umum Golongan Karya sekaligus Ketua DPR.
"Kalau saya lihat ini lebih ke arah faktor politik yang akan terimbas ke tersangka. Kalau efeknya ke pasar saham bisa dikatakan masih jauh," kata Alfred kepada KONTAN, Senin (18/7).
Alfred melanjutkan faktor yang bisa menjadi potensi pelemahan pada pasar modal adalah kontribusi lembaga DPR dapat berkurang terhadap percepatan program pemerintah. Ujungnya, ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Walaupun realisasi kinerja DPR secara umum masih belum maksimal, namun politik akan memanas dan menghambat kinerja pemerintahan. "Kalau ditanya apakah sama sekali tidak signifikan ya tidak juga. Kalau kondisinya seperti ini, politik tidak kondusif, maka kebijakan pemerintah tidak maksimal," jelas Alfred.
Kemungkinan lainnya adalah secara makroekonomi, kondisi politik yang tidak stabil akan menghasilkan ekonomi yang sebanding. Namun untuk saat ini, Alfred melihat efek langsung kepada bursa saham Indonesia masih minim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News