kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sepekan terakhir rupiah tertekan capital outflow


Jumat, 27 Oktober 2017 / 21:05 WIB
Sepekan terakhir rupiah tertekan capital outflow


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Valuasi nilai tukar rupiah selama sepekan terakhir cenderung mengalami pelemahan di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Kondisi ekonomi domestik yang cukup baik rupanya masih masih belum mampu menahan laju pelemahan. Bahkan mata uang Garuda telah menembus level Rp 13.600 per dollar AS.

Di pasar spot Jumat (27/10) rupiah terkoreksi 0,16% ke level Rp 13.609 per dollar AS. Kemudian dalam selama sepekan terakhir pelemahan sudah mencapai 0,67%. Sedangkan jika kurs tengah Bank Indonesia mata uang Garuda ditutup melemah 0,52% ke level Rp 13.630 per dollar AS. Sepanjang pekan ini penurunannya mencapai 0,84%.

Rully Arya Wisnubroto, Ekonom PT Bank Mandiri melihat puncak pelemahan rupiah sepekan ini terjadi pada Kamis (26/10) dan Jumat (27/10). Walaupun pada hari Kamis valuasinya masih ditutup pada kisaran Rp 13.500 tetapi sebenarnya pegerakannya sudah menembus level Rp 13.600.

“Asing terus keluar. Ini tercermin dari kondisi rupiah yang terus melemah,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (27/10).

Menurutnya pelemahan ini lebih banyak dipengaruhi sentimen eksternal khususnya dari Amerika Serikat. Diantaranya seperti kebijakan fiskal pengurangan pajak sebentar lagi akan terealisasi, arus modal yang banyak kembali ke AS, The Fed yang sudah mulai melakukan pengurangan aset, optimisme kenaikan suku bunga acuan di bulan Desember hingga rumor sosok pengganti Gubernur The Fed Janet Yellen yang akan habis masa jabatannya.

Sedangkan dari dalam negeri kondisinya relatif minim sentimen. Meski pekan ini DPR telah menyetujui APBN tahun 2018 tetapi hal itu masih dianggap tidak terlalu berpengaruh untuk menahan laju penguatan dollar AS.

“Kalau dari dalam negeri mungkin yang akan ditunggu laporan GDP kuartal III 2017 di bulan November nanti,” ujarnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Agus Chandra, Analis PT Monex Investindo Futures. Menurutnya indeks dollar yang kembali merangkak naik telah menyudutkan posisi rupiah. Selain itu Agus juga juga melihat rupiah terdesak keputusan European Central Bank (ECB) yang justru ditanggapi negatif oleh pasar. Meski pengurangan stimulus dilakukan tetapi Bank Sentral Eropa itu masih menahan tingkat suku bunganya.

“Kalau dari domestik masih belum ada yang mempengaruhi,” terangnya.

Dengan kondisi demikian, ia menebak pekan depan rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 13.260 – Rp 13.740 per dollar AS. Sedangkan Rully memperkirakan mata uang Garuda bisa berada di rentang Rp 13.525 – Rp 13.650 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×