kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.001,22   7,62   0.77%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentimen rapat dewan gubernur BI juga bisa membebani rupiah


Senin, 19 Maret 2018 / 21:18 WIB
Sentimen rapat dewan gubernur BI juga bisa membebani rupiah
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan masih terus dirasakan rupiah hingga awal pekan ini. Pada penutupan perdagangan Senin (19/3), nilai tukar rupiah kembali melemah 0,10% di level Rp 13.765 per dollar Amerika Serikat (AS).

Analis PT Valbury Asia Futures Lukman Leong berpendapat, rupiah masih akan terus tertekan hingga tingkat suku bunga acuan AS diputuskan. Seperti yang diketahui, pelaku pasar saat ini tengah mengantisipasi agenda pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis (22/3).

Bahkan, Lukman bilang tidak tertutup kemungkinan rupiah bisa anjlok lebih dalam hingga Kamis mendatang. "Rupiah mungkin saja turun terus ke level 13.800 hingga 13.900," ujarnya, (19/3).

Selain faktor eksternal dari Negeri Paman Sam, pertemuan dewan gubernur Bank Indonesia pada Kamis nanti, juga dinilai Lukman akan turut membebani laju rupiah. Besar kemungkinan suku bunga 7-day reverse repo rate bakal ditahan di level 4,25%,

Menurutnya, tingkat suku bunga yang terbilang rendah saat ini tak akan memacu tingkat inflasi. Februari lalu, tingkat inflasi tahunan tercatat sebesar 3,18%. Inflasi turun dari bulan Januari 2018 di level 3,25%.

Sementara, dengan tingkat inflasi saat ini, pertumbuhan ekonomi pun cenderung tak beranjak. "Jadi, penahanan suku bunga acuan bisa jadi malah kurang menggairahkan pasar," pungkas Lukman.

Meski begitu, ia menilai, secara historikal akan terjadi pembalikan arah nilai tukar rupiah pasca pertemuan FOMC terlaksana nanti. Hal ini lantaran dollar AS belum punya katalis pendukung lain di luar ekspektasi kenaikan suku bunga acuan.

"Dengan syarat, tidak ada pernyataan yang di luar dugaan yang sifatnya lebih hawkish dari The Fed nanti," pungkasnya. Lagi pula, ia meyakini Bank Indonesia masih akan menjaga rupiah berada di bawah level Rp 14.000 per dollar AS.

Untuk itu, kemungkinan rupiah kembali menguat masih terbuka. Meski, sifatnya penguatan masih akan terbatas untuk jangka pendek pasca kenaikan suku bunga The Fed.

Ia memproyeksi akhir kuartal-I 2018, rupiah akan berada di kisaran Rp 13.500 - Rp 13.900 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×