kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentimen negatif ini berpotensi jadi pemberat IHSG 2019


Rabu, 02 Januari 2019 / 21:52 WIB
Sentimen negatif ini berpotensi jadi pemberat IHSG 2019
ILUSTRASI. Papan elektronik perdagangan saham di BEI


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menilai, sentimen negatif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2019 cenderung datang dari eksternal. Meskipun tidak dapat dipungkiri, dari domestik masih ada sentimen negatif yang bakal menjadi perhatian dari pelaku pasar.

Sentimen eksternal pertama yang berisiko memberikan dampak negatif bagi pasar Tanah Air yakni sentimen perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang diprediksi masih akan berlanjut tahun ini.

Kondisi ini bisa diperparah jika dampaknya bakal melebar lewat perang dagang di negara negara lain seperti Jepang.

"Selain itu, kenaikan suku bunga acuan AS atau Fed Fund Rate (FFR) di 2019 masih jadi perhatian pasar, meskipun kenaikan diperkirakan enggak banyak, bisa sekali atau dua kali," kata Hans kepada Kontan.co.id, Rabu (2/1).

Selain itu, normalisasi neraca The Fed yang bisa mempengaruhi nilai tukar global, diikuti sikap Presiden AS Donald Trump terhadap rencana normalisasi The Fed tersebut. Kebijakan infrastruktur AS juga menurut Hans bisa mempengaruhi pergerakan pasar Tanah Air.

"Ini karena adanya risiko shutdown di pemerintahan AS, sehingga kebijakannya juga akan menjadi perhatian pasar di tahun ini," jelasnya.

Ditambah lagi, rencana AS untuk memangkas pajak masih akan berlanjut dan menjadi sorotan pelaku pasar. Sedangkan di luar sentimen AS, ada perkembangan Brexit (Brittain exit) yang bakal jadi perhatian.

Sementara dari sisi domestik, sentimen nilai tukar rupiah bisa menjadi pemberat laju IHSG jika kembali terdepresiasi seperti tahun lalu.

Perkembangan defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) juga menjadi sorotan. "Faktor terakhir, tentunya risiko gejolak tahun pemilu di 2019," ujarnya.

Melihat berbagai sentimen tersebut, Hans menilai saham keuangan masih akan menjadi pilihan menarik di tahun ini, dengan pilihan saham seperti BMRI, BBRI dan BBNI.

Sedangkan, apabila Joko Widodo (Jokowi) kembali terpilih sebagai Presiden 2019-2024, saham sektor infrastruktur diyakini memiliki prospek positif tahun ini.

"Sahamnya ada JSMR, PGAS, WIKA, WSKT, PTPP, WTON, diikuti SMGR dan INTP. Sektor properti juga menarik, seperti BSDE dan CTRA," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×