kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semen Baturaja tak khawatir pasar semen kelebihan pasokan


Rabu, 28 Februari 2018 / 18:08 WIB
Semen Baturaja tak khawatir pasar semen kelebihan pasokan
RUPS PT Semen Baturaja Tbk


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski kondisi pasar semen Indonesia tengah kelebihan suplai (over supply), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) merasa tidak khawatir. Sebab permintaan semen di area pemasaran perseroan diprediksi terus meningkat.

Rahmad Pribadi, Direktur Utama SMBR mengatakan permintaan semen di area Sumatra bagian selatan (Sumbagsel) saat ini melebihi suplai semen yang ada di wilayah itu. "Disana setiap tahunnya bisa sekitar 6 juta ton permintaan semen," ujarnya ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Rabu (28/2).

Sementara itu, kata Rahmad, pabrikan semen yang ada di area tersebut hanyalah Semen Baturaja. "Oleh karena itu ini pasar yang sangat besar bagi kami, kapasitas yang ada sekarang saja masih belum mencukupi permintaan itu," sebutnya.

Sepanjang 2017 perseroan membukukan volume penjualan sebesar 1,76 juta ton. Angka tersebut tumbuh 8% dibandingkan volume penjualan tahun sebelumnya.

Seiring beroperasinya pabrik baru yakni Baturaja II yang berkapasitas terpasang 1,85 juta ton per tahun membuat perseroan mematok tinggi volume penjualannya tahun 2018 ini. Perusahaan ini menargetkan penjualan semen sebanyak 2,75 juta ton pada tahun 2018.

Menilik laporan keuangan tahun 2017, emiten semen pelat merah ini berhasil mencatat kenaikan pendapatan sebesar 1,89% dari Rp 1,52 triliun di tahun 2016 menjadi Rp 1,55 triliun pada 2017.

Sayang, hal ini masih belum mampu membuat laba SMBR. Emiten ini justru membukukan penurunan laba 43,40% di 2017 menjadi Rp 146,64 miliar dari tahun 2016 yang sebesar Rp 259,09 miliar.

Menurut Rahmad, beban yang harus ditanggung perusahaan semen tahun lalu membuat laba mereka tertekan. "Kami tengah kaji terus soal efisiensi produksi," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×