kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semen Baturaja siapkan belanja modal Rp 800 miliar pada tahun ini


Kamis, 07 Februari 2019 / 15:10 WIB
Semen Baturaja siapkan belanja modal Rp 800 miliar pada tahun ini


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) berupaya meningkatkan kinerja dengan menyiapkan sejumlah ekspansi pada tahun 2019.

Direktur Utama PT Semen Baturaja Tbk Jobi Triananda Hasjim mengatakan, untuk ekpansi di tahun 2019 ini, pihaknya menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 800 miliar yang bersumber dari pendanaan internal dan dari pinjaman perbankan.

Jobi merinci, sebesar 80% dari belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan perusahaan di bidang operasi, distribusi maupun pengembangan bisnis ke depannya seperti investasi untuk akuisisi tambang batu kapur, terminal station Jambi dan pengembangan anak usaha. "Sedangkan sisa 20% merupakan belanja rutin untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan," ujarnya kepada kontan.co.id, Senin (4/2).

Ia menambahkan, SMBR optimistis membukukan peningkatan kinerja baik dari sisi operasional maupun keuangan. "Hal ini bercermin dari kinerja operasional dan keuangan pada tahun 2018 yang mengalami peningkatan cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya," katanya.

Ia bilang total produksi semen SMBR pada tahun 2018 sebesar 2,25 juta ton atau meningkat 27% dari tahun sebelumnya sebesar 1,78 juta ton.

Volume penjualan SMBR juga terus tumbuh di tiap tahunnya. "Di tengah persaingan yang kompetitif dari kondisi over supply, SMBR tetap mampu menunjukkan kinerja positif. Di tahun 2018, pertumbuhan volume penjualan SMBR telah melampui rata-rata industri dan permintaan nasional, yaitu tumbuh 24% dari tahun 2017," paparnya.

Atas torehan kinerja positif di tahun 2018, ia optimistis SMBR bisa mencapai target penjualan semen di tahun 2019 menjadi 2,75 juta ton atau tumbuh 26% dari tahun 2018. "Apalagi saat ini, kami memiliki dua pabrik di Baturaja dengan kapasitas produksi 3,85 juta ton per tahun. Maka kami optimis bisa mencapai target yang ditetapkan," lanjutnya.

Di tahun 2018, SMBR telah melakukan ekspor clinker dengan volume mencapai 72.000 ton atau telah mencapai 1.031% dibandingkan 2017. "Untuk tahun 2019, SMBR menargetkan volume penjualan clinker menjadi 200.000 ton atau naik 176% dari 2018," imbuh Jobi.

Dari sisi kinerja keuangan, Jobi mengungkapkan di tahun 2018 SMBR berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 1,98 triliun atau tumbuh sebesar 28% dengan peningkatan sebesar Rp 433 miliar dibandingkan 2017. "Dan di tahun 2019, SMBR menargetkan pendapatan tumbuh di atas 30% dari 2018," tambah dia.

Untuk mengatasi kendala kelebihan pasokan atau oversupply semen di 2019 ini, Jobi bilang pihaknya sudah menyiapkan sejumlah strategi.

Menurutnya, penyebab oversuplly karena perbandingan konsumsi semen dengan kapasitas terpasang nasional yang hanya mencapai 64%. "Belum lagi ditambah dengan masuknya pemain-pemain baru yang menjadikan tingkat persaingan industri semen dalam negeri semakin ketat. Kondisi oversupply ini diperkirakan masih akan berlanjut sampai dengan tahun 2024," paparnya.

Jobi menjelaskan kapasitas terpasang pabrik semen di Pulau Sumatra telah mencapai 93% dari permintaan regional yang menjadikan Sumatra masih menjadi pasar yang menarik dan selain itu potensi bahan baku di wilayah tersebut masih besar.

"Di tengah berbagai tekanan tersebut, sebagai strategi untuk tetap menjaga eksistensi sebagai market leader di Sumbagsel dan pemain nasional, SMBR dalam master plan 20 tahun ke depan akan terus melakukan pengembangan kapasitas dan diverifikasi usaha," jelasnya.

Bercermin dari kinerja penjualan tahun 2018 yang sangat baik, maka tahun ini SMBR optimistis menargetkan volume penjualan SMBR tumbuh 26% dari 2018.

JObi yakin bahwa kondisi oversupply tidak menjadi hambatan dalam meningkatkan kinerja di tahun ini karena dari sisi internal di tahun 2018, SMBR sudah melakukan beberapa perbaikan baik dari sisi manajemen logistik sampai ke peningkatan jumlah jaringan toko. "Dari sisi eksternal, pertumbuhan demand di wilayah pemasaran SMBR lebih baik dari pertumbuhan nasional, seperti tahun kemarin yang tumbuh 9%," tambah dia.

Adapun permintaan untuk wilayah pemasaran SMBR di Sumatra Selatan, Lampung, Jambi, Bengkulu dan Bangka Belitung pada tahun 2018 mencapai 6,9 juta ton atau tumbuh 9% dibanding tahun 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×