kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selain batubara, Transcoal Pacific (TCPI) optimalkan bisnis jasa angkut nikel


Kamis, 25 Maret 2021 / 14:44 WIB
Selain batubara, Transcoal Pacific (TCPI) optimalkan bisnis jasa angkut nikel
ILUSTRASI. Armada kapal tunda PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI).


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sembari mengoptimalkan kinerja angkutan batubara, emiten jasa pelayaran PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) juga berupaya untuk meningkatkan kontribusi pendapatan dari jasa angkutan nikel.

Richard Talumewo, Direktur Utama TCPI mengungkapkan, sejauh ini pasar untuk angkutan nikel masih terbilang oke. Hal ini sejalan dengan nikel yang digadang-gadang menjadi komoditas masa depan.

Meski demikian, ia mengaku jasa angkutan nikel ini baru dapat menyumbang sebesar 10% sampai 15% dari total pendapatan perusahaan. Sedangkan jasa angkutan batubara masih menjadi kontributor terbesarnya.

Richard menambahkan, TCPI tengah menjajaki kontrak baru untuk pengangkutan komoditas nikel. Adapun sebagian besar kontrak yang diperoleh TCPI merupakan kontrak jangka panjang.

Baca Juga: Optimistis, Transcoal Pacific (TCPI) targetkan kinerja naik 30% di tahun ini

 

Sebagai contoh, pada emiten ini telah meraih kontrak pengangkutan bijih nikel dari salah satu klien dengan volume minimum pengangkutan 1,1 juta metrik ton nikel per tahun dari Agustus 2018 hingga Agustus 2023 mendatang. 

“Kebanyakan pelanggan dari tambang-tambang yang berlokasi di Sulawesi,” jelas Richard, Rabu (24/3).

Sayangnya, ia tak menyebutkan target perolehan kontrak baru untuk jasa angkutan nikel. Tapi secara keseluruhan, nilai kontrak yang diperoleh dari perpanjangan kontrak maupun kontrak baru serta dari jasa angkutan batubara maupun nikel bisa melebihi Rp 100 miliar untuk tahun ini.

Sampai September 2020, pendapatan TCPI mencapai Rp 1,28 triliun, turun 26% dari periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 1,74 triliun. Pelanggan yang berkontribusi lebih dari 10% terhadap total pedapatan TCPI salah satunya PT Arutmin Indonesia dengan perolehan Rp 607,94 miliar dan PT Kaltim Prima Coal sebesar Rp 554,85 miliar.

Pendapatan emiten ini turun seiring dengan melemahnya angkutan kargo dan batubara akibat pandemi Covid-19.

Selanjutnya: Transcoal Pacific (TCPI) dapat fasilitas kredit Rp 113 miliar untuk beli kapal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×