kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham HMSP dan TKIM turun bulan lalu, ini prospek selanjutnya


Minggu, 01 September 2019 / 11:05 WIB
Saham HMSP dan TKIM turun bulan lalu, ini prospek selanjutnya


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam satu bulan terakhir, harga saham PT H M Sampoerna Tbk (HMSP) turun cukup dalam yaitu 10,33% menjadi Rp 2.690 per saham. Kendati begitu, analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi melihat secara fundamental, emiten produsen rokok ini masih baik.

"Tekanan pada harga HMSP lebih dikarenakan bobot perhitungan LQ45 yang menyertakan free float," jelas Yosua kepada Kontan.co.id, Jumat (30/8).

Pada semester I-2019, HMSP masih mencetak kinerja positif. Produsen rokok ini mencetak laba Rp 6,77 triliun atau naik 10,8% yoy. Kenaikan itu ditopang oleh pertumbuhan pendapatan 3,17% menjadi Rp 50,72 triliun. "Kondisi keuangan baik, laba bersih juga masih naik, jadi saya masih optimistis untuk HMSP masih bisa naik dengan fundamentalnya solid," ujar dia.

Baca Juga: Harga saham Astra International (ASII) turun 5,65% pada Agustus, ini kata analis

Dari sisi valuasi, Yosua juga melihat HMSP masih cenderung murah. Dia menjelaskan price to earning ratio (PER) HMSP saat ini berada di bawah level -2 standar deviasi 5 tahun. "Artinya saat ini harga saham HMSP dibanding lima tahun terakhir relatif sangat murah," jelas dia.

Untuk itu, Yosua merekomendasikan buy saham HMSP dengan target harga Rp 3.800.

Selain HMSP, saham perusahaan milik grup Sinar Mas PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) turun 9,34% dalam satu bulan terakhir menjadi Rp 9.950. Saham ini juga turut menahan pergerakan IHSG selama bulan Agustus 2019.

Baca Juga: Enam saham ini menahan IHSG selama Agustus 2019

Yosua melihat, kinerja TKIM memang tidak mulus. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan ekonomi China yang lesu terkait dengan perang dagang. Sehingga sulit bagi saham TKIM untuk terdorong. "Terutama dari segi fundamentalnya," imbuh dia.

Dari kondisi harga jual pulp dan kertas juga sedang lesu. Harga pulp China yang menjadi sasaran ekspor turun cukup banyak yaitu 7,5% selama periode tahun berjalan atau turun 17,2% dari harga tertinggi di Februari 2019.

Baca Juga: Empat saham perbankan ini menekan IHSG selama Agustus 2019

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×