kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah unggul seiring profit taking dollar AS


Jumat, 23 Februari 2018 / 19:34 WIB
Rupiah unggul seiring profit taking dollar AS
ILUSTRASI. Kurs rupiah


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengakhiri perdagangan pekan ini, nilai tukar rupiah  ditutup lebih unggul di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Mata uang Garuda diuntungkan dengan aksi ambil untung yang terjadi pada dollar AS usai menguat beberapa hari terakhir.

Mengutip Bloomberg, Jumat (23/2), nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 0,12% ke level Rp 13.668 per dollar AS dari hari sebelumnya. Sedangkan, sepekan, valuasinya masih melemah 0,82%.

Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah melemah tipis 0,04% ke level Rp 13.670 per dollar AS. Sepekan, pelemahannya mencapai 0,74%.

“Ini profit taking karena kemarin melemahnya cukup signifikan,” ujar Putu Agus Pransuamitra, analis PT Monex Investindo Futures kepada Kontan.co.id, hari ini.

Menurutnya, dalam sepekan terakhir, pergerakan mata uang Garuda memang banyak dipengaruhi sentimen eksternal. Fokus pasar tertuju pada pembacaan risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dibacakan Kamis (22/2) dini hari. Probabilitas kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS yang sudah mencapai 86% berhasil mendorong indeks dollar kembali kembali bertengger di atas level 90.

Sedangkan dari domestik, rupiah tak mendapatkan sokongan sentimen positif. Sepekan terakhir tidak ada data ekonomi penting yang dirilis.

Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede melihat perbaikan di pasar saham AS membawa sentimen positif ke pasar saham Asia sehingga turut mengangkat mata uang Asia. “Penguatan agak unik, rupiah justru menguat di tengah pelemahan mata uang utama dunia,” paparnya.

Sementara, terkait tren pelemahan dalam sepekan terakhir, kata Josua, ini dipengaruhi keyakinan pejabat The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak 3-4 kali pada tahun ini. Bahkan setelah pembacaan risalah FOMC, pada Kamis (22/2), rupiah sempat jatuh ke level Rp 13.399 per dollar AS.

“Dari domestik rupiah semakin tertekan karena permintaan korporat untuk pembayaran utang dollar AS yang biasa terjadi di akhir bulan,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×