kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah rebound dari level terlemah sejak Juni 2010


Jumat, 04 Mei 2012 / 10:02 WIB
Rupiah rebound dari level terlemah sejak Juni 2010
ILUSTRASI. Peresmian gerai Health & Beauty Kimia Farma


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Rupiah rebound dari level terlemah dalam hampir 23 bulan. Penguatan hari ini sedikit mengurangi persentase pelemahan yang terjadi dalam sepekan ini. Nilai tukar rupiah pulih dari keterpurukannya, lantaran spekulasi bank sentral melakukan intervensi untuk menyokong mata uang. Penguatan rupiah dibutuhkan guna membendung laju inflasi impor.

Nilai tukar rupiah menguat 0,5% ke posisi Rp 9.226 per dollar AS pada pukul 9.10 di Jakarta. Kemarin, mata uang sempat terperosok ke Rp 9.268 per dollar AS, level terlemah sejak 7 Juni 2010. Jika dihitung, dalam sepekan ini, mata uang masih terpangkas 0,4%. Ini tercatat sebagai pelemahan terbesar sejak 9 Maret lalu.

Bulan lalu, inflasi mencapai level tercepat sejak September, yaitu di 4,5%. Di sisi lain, pada 12 April, situs resmi Bank Indonesia menyebutkan, bank sentral telah melakukan intervensi ke dalam pasar valuta asing dan utang untuk menstabilkan mata uang.

Otoritas moneter juga akan kembali meninjau besaran suku bunga pada pekan depan. Bulan lalu, bank sentral mempertahankan suku bunga tetap di level 5,75%.

Nurul Eti Nurbaeti, kepala riset treasury PT Bank Negara Indonesia menuturkan, Bank Indonesia terus memantau rupiah. "Pasalnya, penguatan mata uang bisa membantu meredam laju inflasi," ujarnya.

Sementara, analis Societe Generale SA Wee-Khoon Chong menilai, kurangnya intervensi yang berkelanjutan oleh BI dalam perdagangan sore kemarin, menyebabkan rupiah jatuh ke posisi terendah di 9.230. "Volatilitas mata uang mungkin akan lebih tinggi, dan mungkin terjadi pelemahan lebih lanjut, karena kekhawatiran akan inflasi," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×