Sumber: Bloomberg | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah masih bergerak sideways. Senin (20/1) pukul 11.45 WIB, rupiah di pasar spot berbalik arah setelah menguat tipis menjadi Rp 13.643 per dolar Amerika Serikat, atau naik 0,02% dibanding penutupan Jumat (17/1) di posisi Rp 13.645 per dolar AS.
Penguatan rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang di kawasan. Yuan China tetap menjadi mata uang dengan kinerja terbaik hari ini setelah menguat 0,22%.
Disusul, won Korea yang naik 0,16% dan peso Filipina menguat 0,15%. Serupa, dolar Singapura pun menguat 0,05%, rupee India yang sebelumnya menjadi mata uang paling lemah mulai bangkit dan naik 0,03%.
Sementara itu, ringgit Malaysia berada di posisi terbawa setelah melemah 0,07%. Disusul yen Jepang yang turun 0,05% serta dolar Hong Kong yang terdepresiasi 0,01%.
Mengutip Bloomberg, pergerakan rupiah dalam rentang sempit terjadi karena pelaku pasar cenderung hati-hati sambil menanti Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang dilaksanakan 22-23 Januari mendatang.
"Bank sentral diperkirakan bakal kembali memangkas suku bunga acuan," kata Vishnu Varathan, Kepala Ekonom dan Strategi Mizuho di Singapura. Proyeksi ini diubah dari mempertahankan menjadi dipangkas, setelah rupiah menguat tajam di awal tahun ini.
Berdasarkan survei Bloomberg, 25 dari 29 ekonom masih memprediksi BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 5% pada Kamis (23/1) mendatang. Sedangkan 4 ekonom lainnya memperkirakan ada pemangkasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
