kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ROI Dapen sampai semester 1 diprediksi 3,5%


Minggu, 09 Juli 2017 / 22:10 WIB
ROI Dapen sampai semester 1 diprediksi 3,5%


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Hingga paruh pertama tahun ini industri dana pensiun tak banyak melakukan pengalihan aset investasi. Dus, Return on Investment (RoI) sampai semester satu tahun ini pun diperkirakan tak akan jauh berbeda dengan capaian tahun lalu.

Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi mengatakan, pengelola dana pensiun hingga pertengahan tahun ini cenderung memilih investasi yang menawarkan imbal yang stabil. Misalnya saja dari instrumen surat utang.

Ia menilai kondisi pasar saham yang masih memungkinkan untuk naik turun, menahan pengelola dana pensiun untuk menggenjot investasi di saham dan reksa dana. Walaupun keputusan ini berpotensi menekan perolehan RoI yang bisa didapat. "Mainnya masih banyak di obligasi negara atau di obligasi korporasi dari BUMN," kata dia beberapa waktu lalu.

Sebagai catatan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hingga paruh pertama tahun 2016, industri dana pensiun mencatatkan RoI sebesar 3,5%. Dengan kebijakan yang dipilih oleh pengelola dana pensiun, ia memperkirakan besaran RoI di semester satu tahun ini tak akan jauh berbeda dengan angka tersebut.

Meski pasar saham sempat meningkat di paruh pertama tahun ini, namun ia bilang kondisi tersebut pun tak banyak dimanfaatkan oleh pengelola dana pensiun. Karena yang diprioritaskan dana pensiun adalah saham dari perusahaan plat merah yang ruang pertumbuhan nilai sahamnya cenderung terbatas. "Tapi yang dilihat tetap faktor keamanan investasinya," lanjut dia.

Faktor keamanan menurut Bambang memang jadi prioritas bagi dana pensiun. Soalnya dana pensiun harus menjamin hasil investasi yang bakal didapat oleh para peserta dalam liabilitas jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×