kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rezeki peritel di tahun politik


Senin, 20 November 2017 / 07:45 WIB
Rezeki peritel di tahun politik


Reporter: Dimas Andi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis ritel fesyen melambat di tahun ini. Indikasi tersebut terlihat dari pertumbuhan penjualan ritel yang terus menurun sejak awal tahun ini.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan indeks penjualan riil pada September hanya 1,8%. Padahal di bulan yang sama tahun lalu, pertumbuhan indeks penjualan riil di Indonesia menyentuh angka 10,6%.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya berpendapat, pelaku bisnis ritel masih bergulat dengan masalah profitabilitas. Salah satu faktor yang membuat bisnis ritel masih keteteran lantaran pertumbuhan ekonomi stagnan, terutama pada kuartal pertama dan kedua tahun ini.

Pertumbuhan GDP kuartal I dan II stagnan di posisi 5,01%. "Akibatnya masyarakat lebih senang menyimpan uang dalam bentuk investasi daripada melakukan aktivitas konsumsi, kata dia, Jumat (17/11) pekan lalu.

Kinerja peritel yang membidik konsumen menengah dan menengah ke bawah, seperti Matahari Department Store (LPPF) dan Ramayana Lestari Sentosa (RALS), tercatat mandek.

Hingga akhir September 2017, laba bersih LPPF menyusut 6,83% year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,5 triliun. Pertumbuhan rata-rata penjualan tiap toko atau same store sales growth (SSSG) pun ikut turun menjadi 2,7%.

Bahkan, RALS malah menderita kerugian Rp 1 miliar pada kuartal III-2017. Padahal sebelumnya, di kuartal kedua, RALS masih meraup laba bersih Rp 366 miliar. Adapun nilai SSSG emiten ini turun 0,7% di kuartal III.

Menurut Christine, imbas penurunan kinerja membuat LPPF dan RALS menutup sejumlah gerainya. Di November ini, LPPF tercatat menutup dua gerai. Adapun RALS menutup tujuh gerainya sejak awal tahun.

Di sisi lain, emiten yang membidik segmen pelanggan menengah atas masih memperlihatkan kinerja positif.Mitra Adiperkasa (MAPI) misalnya. Per akhir September 2017, laba bersih MAPI melonjak 113% (yoy) jadi Rp 255,6 miliar. Adapun pendapatannya tumbuh 14% (yoy) menjadi Rp 11,7 triliun.

Prospek 2018

Dalam riset 1 November, Analis Mandiri Sekuritas Laura Taslim menyebutkan, kinerja MAPI terbantu impresifnya pertumbuhan SSSG toko khusus (specialty stores) yang sebesar 6%. Kenaikan itu mampu menutupi kekurangan MAPI pada SSSG departement store dan food & beverage yang tercatat menurun, ujar dia.

Meski sempat menutup gerai Lotus dan Debenhams, Laura menilai hal itu tak mempengaruhi kinerja MAPI, mengingat tujuannya demi menekan beban operasional.

Christine masih optimistis bisnis ritel akan bangkit pada tahun depan. Rencana pemerintah menaikkan upah minimum sebesar 8,71% pada 2018 bisa mengerek daya beli masyarakat. Alhasil, toko-toko ritel bisa kembali ramai.

Potensi meningkatnya konsumsi masyarakat pada momentum pilkada serentak di 2018 juga menjadi katalis positif bagi emiten ritel.

Agar maksimal, emiten ritel perlu ekspansi ke seluruh kawasan di Indonesia pada tahun depan. "Masyarakat di kota kecil umumnya masih berminat pada gerai ritel, karena e-commerce belum terlalu dikenal di sana," ungkap Christine.

Dia merekomendasikan buy LPPF dengan target Rp 10.100 per saham. Menurut Christine, membaiknya harga komoditas bisa mengerek kinerja LPPF. Pendapatannya diprediksi tumbuh 9%.

Adapun Laura merekomendasikan buy MAPI dengan target Rp 8.000 per saham. Dia optimistis meningkatnya daya beli masyarakat dan terjaganya inflasi berpotensi membuat produk MAPI mampu dijangkau oleh seluruh segmen masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×