kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Return obligasi AS menahan laju emas


Selasa, 23 Januari 2018 / 06:35 WIB
Return obligasi AS menahan laju emas


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan harga emas mulai tertahan. Mengutip Bloomberg, Senin (22/1), harga emas kontrak pengiriman Februari 2018 di Commodity Exchange naik tipis 0,07% menjadi US$ 1.333,70 per ons troi. Dalam sepekan, harganya melorot 0,39%.

Analis PT Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar menjelaskan, keunggulan harga emas pekan lalu dipatahkan oleh kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun yang naik 2,6%. Pergerakan return ini terjadi pasca Gubernur The Fed Bagian Cleveland Loretta Mester mengemukakan, Federal Reserve perlu mengerek suku bunga acuan sebanyak tiga sampai empat kali di tahun ini dan tahun depan.

Padahal, emas mendapatkan sentimen positif setelah layanan publik Pemerintah AS terhenti. Namun, pelaku pasar lebih memperhatikan rekor kenaikan imbal hasil obligasi negeri uak Sam. Pasar beranggapan, penghentian Pemerintah AS tidak perlu dikhawatirkan lantaran tak pernah berlangsung lama. Maksimal penutupan itu hanya berlangsung selama dua pekan.

Alwi Asegaff, Analis PT Global Kapital Investama Berjangka, menambahkan, pelemahan harga emas juga karena ada koreksi teknikal. Pekan lalu, harga komoditas ini naik signifikan. Itu sebabnya, pelemahan harga di awal pekan ini tak akan berlarut. "Ada peluang harga turun sampai US$ 1.300 per ons troi, tetapi ini tidak akan mengubah tren positif emas," kata dia.

Apalagi dalam jangka menengah, emas masih mendapat sokongan sentimen positif yang membuat harganya bullish. Katalis positif muncul menjelang Imlek. Biasanya, mendekati Tahun Baru China, permintaan emas dari negeri tembok raksasa bakal meningkat sehingga berpotensi menopang harga emas. 

Menanti hasil voting

Walau masih bullish, harga emas juga menanti pemungutan suara anggota Senat AS terkait pengajuan anggaran sementara Pemerintahan Donald Trump hingga pertengahan Februari nanti. Jika bujet tersebut disetujui, penguatan emas semakin tertahan. "Kalau terjadi kesepakatan, bisa jadi alasan buat emas kembali koreksi," sebut Alwi. 

Tapi, bila hasil pemungutan suara senat negeri uak Sam tersebut di luar ekspektasi pasar, maka ada peluang harga emas menguat kembali. Sebab, ketidakpastian politik mendorong pasar untuk mencari aset lindung nilai.

Secara teknikal, harga emas bergerak di atas garis moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200 yang mengindikasikan penguatan. Indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di area positif, dan indikator relative strength index (RSI) memperlihatkan peluang penguatan karena telah bergulir di level 64. Hanya indikator stochastic saja yang ada di area oversold level 29 yang memberikan sinyal koreksi.

Karena itu, Alwi memperkirakan, hari ini (23/1) harga emas di kisaran US$ 1.324-US$ 1.335 per ons troi. Sedangkan proyeksi Deddy, dalam sepekan harga emas di area US$ 1.344,50-US$ 1.322,30 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×