kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana terproteksi kurang berkembang


Senin, 10 Desember 2012 / 08:02 WIB
Reksadana terproteksi kurang berkembang
ILUSTRASI. Sinopsis & jadwal Tokyo Revengers episode 22: Kilas balik terbentuknya Toman


Reporter: Dina Farisah | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Para pengamat meramal, prospek reksadana terproteksi bakal suram tahun depan. Sebab, tarif pajak kupon obligasi sebagai aset dasar (underlying asset) reksadana terproteksi akan naik dari 5% menjadi 15% di 2014.

Direktur Utama PT Infovesta Utama, Parto Kawito, menduga,insentif pajak obligasi yang akan berakhir di 2014 akan membuat para manajer investasi (MI) berpikir dua kali untuk meluncurkan reksadana jenis ini. Maklum, kenaikan pajak ini akan membuat return reksadana terproteksi semakin tidak menarik di mata investor.

Kinerja reksadana terproteksi juga relatif statis. Performa reksadana ini tergantung pada penempatan portofolio dan tidak berubah-ubah hingga masa jatuh tempo. Ini menyebabkan imbal hasil yang ditawarkan tidak semenarik reksadana konvensional.

"Kalaupun ada MI yang berniat menerbitkan reksadana ini, umumnya, itudalam jangka pendek, sekitar dua tahun," jelas Parto, Minggu (9/12).

Parto bilang, return reksadana terproteksi saat ini berkisar antara 5,75%-6%, dengan asumsi penempatan portofolio pada Obligasi Negara Indonesia (ORI). Sementara return reksadana terproteksi dengan aset dasar obligasi korporasi bisa mencapai 7%. Imbal hasil ini masih di bawah return reksadana pendapatan tetap. Imbal hasil reksadana pendapatan tetap sebesar 7,19% di November year-to-date.

Kendati demikian, Direktur Utama Danareksa Investment Management (DIM), Zulfa Hendri, menyatakan, DIM tetap akan menerbitkan sekitar lima hingga delapan reksadana terproteksi baru pada tahun depan. Ini untuk mengganti sejumlah reksadana terproteksi yang akan jatuh tempo pada tahun depan. "Nilai yang jatuh tempo itu sebesar Rp 500 miliar," Kata Zulfa.

DIM menargetkan bisa meraih dana kelolaan sekitar Rp 100 miliar-Rp 150 miliar dari masing-masing reksadana terproteksi anyar yang akan DIM terbitkan.

Sementara, Direktur MNC Asset Management, Suwito Haryatno, berpendapat, risiko pasar yang masih tinggi di tahun depan akan membuat reksadana ini masih memiliki pasar. Namun, Suwito mengaku masih akan fokus mengelola reksadana yang telah ada, ketimbang menerbitkan reksadana terproteksi.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×