kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Reksadana saham bisa cetak return 15%


Selasa, 07 Februari 2012 / 07:10 WIB
ILUSTRASI. Menurut aplikasi Studi Gejala Covid-19, suhu tubuh dapat membantu Anda mengetahui apakah Anda terkena virus atau tidak. KONTAN.Carolus Agus Waluyo/04/06/2012.


Reporter: Albertus M. Prestianta, Ruisa Khoiriyah | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Kinerja reksadana saham selama Januari 2012 belum mengesankan. Mengutip data Infovesta Utama, rerata return reksadana saham di Januari hanya 2,98%. Angka itu lebih kecil daripada pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bulan lalu, yaitu 3,13%.

Beberapa reksadana saham memang mampu mencatat return di atas 5% (lihat tabel). Reksadana pencetak return tinggi itu beraset dasar saham komoditas, baik itu tambang maupun perkebunan.

Selama Januari, saham sektor komoditas memang naik daun. Menilik data Bloomberg, indeks saham di sektor tambang di Bursa Efek Indonesia (BEI), naik 7% selama Januari 2012. Sementara indeks saham sektor agribisnis mendaki 3,5%, bulan lalu.

Kendati tidak berlari kencang di awal tahun, reksadana saham dinilai masih menawarkan prospek menjanjikan. Rudiyanto, analis senior Infovesta Utama, menuturkan, kinerja reksadana saham sangat tergantung pada IHSG. Tingkat imbal hasil reksadana saham tahun ini, menurut perkiraannya, berkisar 10%-15%. "Jika krisis Eropa menunjukkan tanda penyelesaian, kenaikan return bisa lebih besar lagi," ramal dia, Senin (6/2).

Laju IHSG juga bisa kian kencang terkerek sentimen laporan kinerja emiten 2011 di kuartal I-2012 ini. Namun, investor reksadana saham tetap harus cermat mengatur strategi di produk ini.

Fluktuasi IHSG yang menjadi underlying assets reksadana saham makin tinggi, tahun ini. "Reksadana saham paling terpengaruh sentimen Eropa," ujar Michael Tjoajadi, Direktur Utama Schroder Investment Management Indonesia.

Sejauh pengamatannya, belum terlihat ada perbaikan Eropa. Ketidakpastian Eropa memicu volatilitas IHSG. Imbasnya, laju pertumbuhan return reksadana saham terhambat. Ditambah lagi, dari dalam negeri ada tarik ulur kepastian pembatasan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). "Ini juga berpengaruh ke IHSG," kata dia.

Putut E. Andanawarih, Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia, lebih optimistis. Reksadana saham masih menjanjikan pertumbuhan return cukup besar, mengingat saat ini valuasi saham terbilang murah. "Kinerja emiten juga positif," kata dia.

Investor reksadana saham ada baiknya menunggu dahulu publikasi laporan kinerja emiten, sebelum memutuskan masuk ke reksadana saham.

"Usai publikasi, valuasi yang baru muncul," kata Rudiyanto. Jadi, investor bisa lebih memantapkan strategi penempatan dananya di reksadana saham. Tentu yang layak dipilih adalah reksadana dengan aset dasar berupa saham yang paling prospektif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×