kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rebuild tanur bikin produksi Vale Indonesia turun, simak rekomendasi saham INCO


Selasa, 20 April 2021 / 16:43 WIB
Rebuild tanur bikin produksi Vale Indonesia turun, simak rekomendasi saham INCO
ILUSTRASI. Vale Indonesia (INCO) memproduksi 15.198 metrik ton (MT) nikel dalam matte pada triwulan pertama tahun 2021.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) diproyeksi akan menurun seiring dengan adanya proyek pembangunan kembali (rebuild) di salah satu tanur listriknya. CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Nicolas Kanter mengatakan, target produksi tahun 2021 adalah sekitar 64.000 metrik ton. Jumlah ini menurun dari realisasi tahun lalu, dimana INCO memproduksi 72.237 metrik ton nikel dalam matte.

Sementara itu, INCO melaporkan telah memproduksi 15.198 metrik ton (MT) nikel dalam matte pada triwulan pertama tahun 2021. Realisasi ini menurun masing-masing 8% dan 14% jika dibandingkan dengan produksi pada kuartal keempat 2020 dan kuartal pertama 2020.

Adapun produksi pada kuartal keempat mencapai 16.445 MT sementara produksi pada kuartal pertama mencapai 17.614 MT. Nico menyebut, penurunan ini karena adanya aktivitas pemeliharaan.

“Pada triwulan pertama tahun 2021, Vale berhasil mempertahankan keandalan operasionalnya setelah upaya kami menangani pandemi Covid-19 yang semakin terarah. Kami bersyukur atas pencapaian ini,” kata Nico dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Senin (19/4).

Baca Juga: Produksi nikel Vale Indonesia (INCO) menurun 14% di kuartal pertama 2021

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama memperkirakan, dengan adanya rencana rebuild tanur tersebut, volume produksi nikel dari INCO diperkirakan turun sebesar 10% hingga 16%. Produksi INCO tahun ini diproyeksi sekitar 60.000 MT hingga 63.000 MT.

Okie menyebut, prospek harga nikel yang menjadi andalan Vale Indonesia masih cukup solid. Sepanjang kuartal pertama 2021, pergerakan rata-rata harga acuan nikel masih cukup tinggi. Angin segar ini diperkirakan masih dapat berlangsung hingga akhir kuartal kedua.

Okie memperkirakan harga nikel berada pada rentang US$ 15.300 per ton–US$ 16.800 untuk tahun ini. “Dampak dari naiknya harga jual berpotensi memberikan kenaikan pada kinerja keuangan INCO di semester pertama tahun ini,” terang Okie kepada Kontan.co.id, Selasa (20/4).

Dus, untuk tahun ini, Pilarmas Investindo Sekuritas memproyeksikan pendapatan INCO akan naik 3,5% secara year-on-year. Namun net income diproyeksikan turun 5,6%.

Baca Juga: Begini rekomendasi saham-saham big caps yang banyak dilepas investor asing




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×