kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Realisasi investasi membaik di kuartal I 2017


Rabu, 26 April 2017 / 21:57 WIB
Realisasi investasi membaik di kuartal I 2017


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, kinerja investasi di kuartal pertama 2017 cukup baik, terutama investasi yang berasal dari domestik. Meski demikian, menurutnya, kinerja investasi tersebut belum merefleksikan perbaikan di tingkat konsumen.

BKPM mencatat realisasi investasi kuartal pertama tahun ini sebesar Rp 165,8 triliun, tumbuh 13,2% year on year (yoy). Dari jumlah itu, investasi domestik (PMDN) tercatat Rp 68,8 triliun atau naik 36,4% yoy. Sementara, investasi asing (PMA) tercatat naik 0,94% yoy menjadi Rp 97 triliun.

"PMDN secara kuartalan juga naik 18%, artinya kuartal pertama ini lebih baik dari tahun lalu. Berarti keyakinan produsen sudah membaik," kata Lana kepada KONTAN, Rabu (26/4).

Sementara itu, investasi asing yang cenderung stanganĀ  dipengaruhi beberapa faktor. Dari sisi eksternal, hal itu dipengaruhi tertahannya likuiditas global karena kenaikan suku bunga acuan The Fed. Apalagi, ada rencana pengurangan neraca The Fed maka akan berdampak pada kenaikan bunga. Namun menurutnya, saat ini investor asing mulai bisa mengukur biaya yang akan dikleuarkan dan tinggal menghitung kuntungan investasi.

"Kenaikan bunga ini lebih terukur, mudah-mudahan itu sudah bisa buat investor ambil posisi selama return of investement Indonesia masih menarik," tambahnya.

Meski membaik, Lana melihat kinerja investasi itu belum sejalan di tingkat konsumen. Sebab, konsumsi rumah tangga di kuartal pertama tahun ini masih melambat. "Penjualan lambat di Januari dan Februari kecuali Maret. Kalau komposisi investasi makanan dan minuman masih besar mungkin karena efek musiman," kata Lana.

Ke depan, menurutnya, pemerintah harus tetap memperbaiki iklim investasi, salah satunya melalui deregulasi. Tak hanya itu, pemerintah harus 'jemput bola'. Misalnya, melanjutkan hasil kunjungan-kunjungan Presiden Joko Widodo ke beberapa negara dan tidak hanya menunggu investasi datang saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×