kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,04   -6,32   -0.68%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rapor biru UNSP dibayangi default


Rabu, 01 Oktober 2014 / 19:53 WIB
Rapor biru UNSP dibayangi default
ILUSTRASI. Kontraktor pertambangan batubara PT Bukit Makmur Mandiri Utama atau BUMA, anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID). Delta Dunia Makmur (DOID) meraih kontrak baru jasa penambangan batubara di Australia.


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Di tengah potensi event of default, laporan keuangan PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) menujukkan perbaikan. Dalam laporan keuangan tengah tahun yang dirilis Rabu (1/10), UNSP membukukan penjualan bersih Rp 1,37 triliun.

Jika melihat kinerja setahun sebelumnya, penjualan UNSP tumbuh 47,15% dibandingkan periode akhir Juni 2013 yang sebesar Rp 929,5 miliar.

Penjualan kelapa sawit dan produk turunannya masih menjadi penopang utama UNSP dengan kontribusi mencapai Rp 1,04 triliun di semester I-2014. Karet menjadi komoditas dengan kontribusi terbesar kedua yakni senilai Rp 330,17 miliar. 

Sementara penjualan bersih sisanya berasal dari penjualan tandan buah segar dan jasa titip olah. UNSP sebenarnya masih menanggung beberapa beban yang lumayan besar, semisal beban keuangan senilai Rp 269,08 miliar di semester I-2014. 

Untungnya, ini tidak sampai menggerus penjualan bersih sehingga UNSP masih mencetak laba bersih periode berjalan senilai Rp 44,37 miliar, bandingkan dengan periode sama tahun lalu di mana UNSP masih mencetak rugi bersih Rp 208,8 miliar. 

Namun demikian, perolehan laba ini tak lantas membuat prospek UNSP kembali menanjak. Pasalnya, UNSP secara akumulatif masih mengalami defisit sebesar Rp 1,6 triliun. Liabilitas jangka pendek juga telah melebihi total aset lancar UNSP, yakni sebesar Rp 3,55 triliun. 

Rendahnya prospek ini juga tercermin dari sedikitnya analis yang mengulas saham UNSP. Berdasarkan data Bloomberg, tercatat hanya satu analis yang merekomendasikan UNSP, yaitu Craig Sterling dari EVA Dimension. Dia merekomendasikan hold UNSP tanpa menetapkan target harga. Saham UNSP saat ini di Rp 50 per saham.

Sekadar mengingatkan, UNSP saat ini mencari cara menghindari perusahaan dari gagal bayar wesel bayar senilai US$ 100 juta. Perusahaan telah melakukan gagal bayar bunga pada kreditur 4 September lalu. Dalam laporan keuangan, UNSP menyatakan belum menerima surat dari Bank of New York, wali amanat pemegang wesel bayar, yang menyatakan bahwa utang telah jatuh tempo dan harus dibayar sekaligus (due and payable). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×