kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Punya utang jatuh tempo Rp 400 miliar, Pefindo beri rating Kimia Farma (KAEF) idAA-


Minggu, 19 Juli 2020 / 09:00 WIB
Punya utang jatuh tempo Rp 400 miliar, Pefindo beri rating Kimia Farma (KAEF) idAA-
ILUSTRASI. Kimia Farma (KAEF) memiliki MTN jatuh tempo senilai Rp 400 miliar pada September 2020. PT Kimia Farma (Persero) Tbk atau Kimia Farma meluncurkan aplikasi mobile bernama Mediv. KONTAN/Muradi/2019/05/27


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) memiliki utang jatuh tempo dalam waktu dekat. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menilai, perusahaan BUMN farmasi ini memiliki kemampuan untuk membayar utang jatuh tempo. 

Dalam rilis Pefindo pada Jumat 17 Juli 2020 menjelaskan, Kimia Farma (KAEF) diganjar peringkat idAA-. Peringkat tersebut juga berlaku untuk Medium Term Notes (MTN) Tahun 2017 Tahap I PT Kimia Farma Tbk sebesar Rp 400 miliar yang akan jatuh tempo pada tanggal 15 September 2020. 

Baca Juga: Jadi penyedia vaksin, Pefindo tegaskan peringkat Bio Farma di idAAA

Kimia Farma (KAEF) berencana untuk melunasi MTN Tahun 2017 Tahap I dengan menggunakan kas internal. Dalam laporan keuangan per akhir Maret 2020, kas setara kas KAEF tercatat sebesar Rp 706,9 miliar.

Kimia Farma (KAEF) juga memiliki fasilitas MTN 2019 dan MTN Syariah Mudharabah 2019 yang belum terbit sebesar Rp 1 triliun. Kimia Farma juga memiliki fasilitas kredit yang belum digunakan sebesar Rp 2 triliun per tanggal 30 Juni 2020.

Emanuel Paco Tan dan Agung Iskandar Analis Pefindo menjelaskan, Kimia Farma memiliki peran strategis dalam menyediakan obat-obatan tertentu untuk kebutuhan nasional. Kimia Farma juga memiliki posisi pasar kuat di industri farmasi, dan operasi bisnis yang terintegrasi. 

Namun, Pefindo menilai, peringkat Kimia Farma dibatasi leverage keuangan yang tinggi dan proteksi arus kas yang melemah. KAEF juga memiliki margin profitabilitas lebih rendah dibandingkan dengan margin perusahaan-perusahaan farmasi yang lain.

Baca Juga: Kimia Farma (KAEF) akan terus kembangkan produk kecantikan

"Peringkat Kimia Farma dapat diturunkan jika Kimia Farma tidak berhasil memperbaiki leverage keuangan dan proteksi arus kas karena tidak berhasil menurunkan hari piutang dan tingkat persediaan," kata Emanuel dan Agung dalam rilis. Pefindo menambahkan, peringkat KAEF juga bisa berada dalam tekanan apabila margin keuntungan semakin menurun sebagai akibat dari pelemahan nilai mata uang rupiah. Maklum, sebagian besar dari bahan baku Kimia Farma (KAEF) masih diimpor, dan apabila pendapatan lebih rendah dari yang diproyeksikan. 

Hingga kini, Pefindo masih memberi outlook negatif Kimia Farma. "Outlook akan direvisi menjadi stabil jika Kimia Farma berhasil menurunkan siklus kas operasi dan pada waktu yang sama, mengurangi tingkat utangnya," ujar Emanuel dan Agung dalam rilis. 

Hingga kuartal I tahun ini, Kimia Farma membukukan kenaikan pendapatan 31,59% menjadi Rp 2,4 triliun. Sedangkan laba bersih KAEF pada kuartal I tahun ini juga naik 26,8% menjadi Rp 26,16 miliar. 

Sebagai perusahaan farmasi terbesar milik negara, Kimia Farma tidak hanya fokus pada kegiatan produksi obat tetapi juga kegiatan perdagangan dan distribusi serta kegiatan ritel. Kegiatan perdagangan dan distribusi Kimia Farma dijalankan oleh salah satu anak perusahaannya yaitu PT Kimia Farma Trading and Distribution (KFTD) yang memiliki 49 cabang nasional termasuk Unit Bisnis Institusi Pusat per 31 Desember 2019. 

Baca Juga: Struktur modal dan kas lemah, Pefindo ubah outlook Kimia Farma (KAEF) jadi negatif

Sementara aktivitas ritel dijalankan oleh anak perusahaan lainnya yaitu PT Kimia Farma Apotek (KFA) mengelola 1.279 apotek, 565 klinik kesehatan, 64 laboratorium, 3 klinik kecantikan dan 10 optik per 31 Desember 2019.

Kimia Farma Dawaa Co. Ltd. mengelola 24 apotek dan 2 gudang di Arab Saudi per 31 Desember 2019. Kimia Farma juga memiliki 12 fasilitas produksi yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Semarang, Watudakon, Medan, Cikarang, dan Denpasar yang menghasilkan beberapa jenis produk termasuk produk kesehatan konsumen, obat generik, obat ethical bermerek, obat anti-retroviral, narkotika, kontrasepsi, dan bahan baku obat. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×