kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PTPP bidik pendapatan 2018 mencapai Rp 28 triliun


Jumat, 12 Januari 2018 / 20:04 WIB
ILUSTRASI.


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) membidik pendapatan 2018 sebesar Rp 28 triliun. Target ini lebih tinggi 12% dibandingkan target pendapatan tahun lalu sejumlah Rp 25 triliun.

Perusahaan pelat merah ini optimistis bisa mencapai target yang dicanangkan, termasuk target laba bersih 2017 sebesar Rp 1,7 triliun. "Masih diaudit, tapi prinsipnya tercapai sedikit lebih," kata Direktur Utama PTPP Tumiyana, di Jakarta, Rabu (10/1).

Meski belum bisa memastikan angkanya, Tumiyana menjamin laba bersih tersebut sudah melampaui target. Oleh sebab itu, dia menyatakan kas PTPP masih cukup aman pada tahun ini. Dia meyakini proyek-proyek yang ditangani PTPP pada tahun ini bisa berjalan lancar. "Kas PTPP masih surplus Rp 1,5 triliun," tuturnya.

Sebagai gambaran, pada 2016, PTPP membukukan laba bersih sebesar Rp 1,02 triliun. Apabila target laba bersih tahun 2017 bisa tercapai, artinya ada kenaikan sekitar 66,66%. Sedangkan dari sisi pendapatan, tahun 2016, PTPP membukukan Rp 16,46 triliun. Pada 2017, PTPP membidik 25 triliun.

Tumiyana menambahkan, tahun ini, PTPP membidik kontrak baru sebesar Rp 50 triliun, lebih tinggi dibandingkan target kontrak baru tahun lalu senilai Rp 40,6 triliun. Hingga kuartal III-2017, perusahaan berhasil mengantongi kontrak baru sebesar Rp 31,9 triliun, naik sekitar 36% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 22,7 triliun.

Selain memiliki kas yang surplus, emiten konstruksi ini juga masih memiliki ketersedian dana sebesar Rp 7 triliun. Dia menyatakan, strategi pendanaan yang akan ditempuh PTPP yakni kombinasi antara penerbitan obligasi dan utang bank. "Perpetual bond tetap kami jalankan," imbuhnya.

Perpetual bond yang dimaksud yakni obligasi bunga abadi yang memiliki tingkat bunga dan pembayaran berkala tanpa batas waktu. PTPP menerbitkan obligasi ini sebesar Rp 700 miliar dari rencana sebelumnya sebesar Rp 2 triliun. Perpetual bonds PTPP memiliki kupon dengan rentang 9,25% -9,5%.

Tumiyana mengaku, pihaknya belum berencana mengikuti jejak PT Jasa Marga Tbk (JSMR) untuk menerbitkan Komodo Bonds di Bursa Saham London, Inggris. "Bisnis proses kami berbeda. BUMN tak selalu sama," katanya.

Diantara beberapa proyek konstruksi yang ditangani PTPP, perusahaan juga menangani proyek transit oriented development (TOD). Di Jakarta, PTPP bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai penyedia lahan. Perusahaan tersebut, kemudian mengembangkan konsep hunian pada tiga titik lokasi, yakni berada di Stasiun Tanah Abang, Stasiun Juanda, dan Stasiun Manggarai.

Tumiyana menyebut, ketiga titik tersebut saat ini sudah memasuki taraf pengurusan izin pembangunan. Khususnya untuk TOD Stasiun Manggarai, saat ini masuk proses desain. "Proses sudah dimulai," imbuhnya.

Dia menambahkan, nilai investasi pada ketiga proyek tersebut bervariasi. Untuk pembangunan di Stasiun Juanda diperkirakan mencapai Rp 600 miliar untuk tahap I. Sedangkan pembangunan di Stasiun Tanah Abang diperkirakan nilai investasinya mencapai Rp 1,1 triliun. "Untuk Manggarai bisa Rp 160 triliunan, tapi staging," imbuhnya.

Dalam catatan KONTAN, untuk TOD Manggarai, memang membutuhkan dana investasi raksasa. Total nilai investasinya ditaksir mencapai Rp 215 triliun. Mega proyek ini menggunakan kawasan TOD seluas 60 hektare dan ditargetkan menjadi ikon internasional. "Pembangunan ini bertahap, untuk Manggarai sudah desain," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×