Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yuwono Triatmodjo
JAKARTA. Penjualan properti PT Sentul City Tbk (BKSL) laris manis di tahun lalu. Pengembang properti ini membukukan penjualan pemasaran alias marketing sales senilai Rp 2 triliun pada 2013. Penjualan BKSL ditopang bisnis perumahan (landed house) dengan kontribusi 60%-70%, apartemen 30%, dan sisanya commercial bulding.
Tahun ini, BKSL menargetkan marketing sales sama dengan tahun lalu yakni sebesar Rp 2 triliun. Bisnis properti yang melambat membuat BKSL tak agresif menggenjot target penjualan.
Lagi pula, analis Ciptadana Sekuritas, Triwira Juniarta Tjandra bilang, harga properti sepanjang lima tahun terakhir telah naik signifikan. "Tahun ini berbeda," katanya.
Apalagi, daya beli konsumen menurun karena tren bunga kredit tinggi dan kebijakan pengetatan uang muka kredit perumahan. Sebetulnya, ketimbang kawasan properti menengah atas lain, seperti kawasan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), harga properti di kawasan Sentul City masih lebih murah.
Analis BNI Securities, Thendra Chrisnanda menyebutkan, harga tanah di kawasan BSDE rata-rata sudah Rp 10 juta per m², dan di kawasan ASRI Rp 12 juta per m². Sedangkan, "Harga tanah di Sentul City masih sekitar Rp 6 juta hingga Rp 8 juta," katanya.
Kawasan Sentul City juga cukup strategis karena terhubung langsung dengan jalan tol Jagorawi dan Jakarta Outer Ring Road (JORR). BKSL juga berencana membuat jalan interkoneksi dengan kawasan Puncak, Bogor. "Prosesnya mungkin lama, tetapi hal ini bisa menjadi akan menguntungkan di masa depan," imbuh Thendra menambahkan, proyek BKSL tahun ini cukup banyak. Diantaranya adalah proyek Central Business District (CBD), yang diperkirakan dapat menarik minat pembeli properti di kawasan Sentul City.
Analis MNC Securities, Reza Nugraha mengingatkan, sektor properti di tahun ini akan tertekan kenaikan suku bunga kredit dan kebijakan loan to value (LTV) kredit properti. Namun, kata dia, karena lokasi yang strategis, kawasan Sentul City dicari banyak kalangan yang menginginkan suasana asri.
Terlebih, BKSL mempunyai cadangan lahan atau landbank yang besar. Jika BKSL bisa melengkapi infrastruktur, Reza yakin, properti BKSL makin laris.
Sekedar mengingatkan, peningkatan marketing sales BKSL di 2013 banyak ditopang oleh kinerja PT Bukit Jonggol Asri (BJA). Ini seiring peningkatan kepemilikan saham BKSL di BJA dari semula 50% menjadi 65%. Kontribusi penjualan BJA di 2013 mencapai Rp 700 miliar.
Hitungan Triwira, marketing sales BKSL tahun ini akan mencapai Rp 2,1 triliun dengan laba bersih Rp 351 miliar, atau naik 10% dari estimasi perolehan di tahun 2013. Triwira merekomendasikan buy saham BKSL dengan target harga Rp 270 per saham.
Adapun, Reza memprediksi, pendapatan BKSL tahun ini naik 15% dan laba bersih tumbuh 23%-25%. Reza juga menyarankan buy saham BKSL dengan target harga Rp 230 per saham.
Namun, Thendra merekomendasikan hold saham BKSL dengan target harga Rp 210. Kemarin, harga saham BKSL anteng di posisi Rp 170 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News