kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.001,79   8,19   0.82%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek bisnis Antam kian berkilau


Sabtu, 23 Juni 2018 / 19:24 WIB
Prospek bisnis Antam kian berkilau


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Boleh jadi, periode 2018 adalah tahun emas bagi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Selama lima bulan pertama tahun ini, ANTM membukukan kinerja operasional memuaskan.

Hingga akhir Mei 2018, ANTM mampu memproduksi feronikel sebanyak 10.618 ton nikel dalam feronikel (TNi). Jumlah ini tumbuh 51% dibandingkan Mei 2017.

Di periode yang sama, penjualan feronikel ANTM tumbuh 97% year-on-year (yoy) menjadi 9.511 TNi. Di sisi lain, penjualan emas tumbuh 303% menjadi 12,10 ton.

Sementara, total penjualan bijih nikel di periode yang sama mencapai 1,43 juta wet metric ton (wmt), melonjak 562% (yoy). Terakhir, penjualan bijih bauksit naik 94% (yoy) menjadi 138.000 wmt.

Dalam keterangan tertulisnya, pada Jumat (8/6) lalu, Direktur Utama ANTM Arie Prabowo Ariotedjo menyatakan, ANTM terus menggarap proyek hilirisasi pertambangan.

Sekretaris Perusahaan ANTM Aprilandi Hidayat Setia menambahkan, tahun ini ANTM fokus mempercepat proses pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur dan smelter grade alumina di Kalimantan Barat.

Pabrik feronikel di Halmahera Timur memiliki kapasitas produksi 13.500 ton nikel per tahun. Pabrik ini merupakan kongsi dengan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). "Progres pembangunan hingga Mei 2018 sudah di atas 65%," kata Aprilandi, kepada KONTAN, kemarin (22/6).

Selain pabrik feronikel, ANTM mengejar penyelesaian smelter grade alumina di Kalimantan Barat. Smelter ini berkapasitas 1 juta ton alumina. ANTM mengerjakan proyek ini bersama induk usahanya, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

Pada 29 Mei 2018, ANTM menekan conditional share purchase agreement (CSPA) berupa pembelian 20% saham Showa Denko K.K (SDK) Jepang di PT Indonesia Chemical Alumina. Indonesia Chemical merupakan perusahaan patungan antara Antam dan SDK yang mengelola pabrik chemical grade alumina (CGA) di Tayan, Kalimantan Barat.

ANTM menargetkan pabrik CGA Tayan beroperasi pada November 2018. "Sudah bisa pra-operating, kalau untuk marketnya ANTM sudah merintis dan sudah bisa menembus pasar ekspor, bahkan masuk ke pasar Jepang juga," kata Aprilandi.

Pabrik CGA Tayan merupakan pabrik pengolah bijih bauksit. Selanjutnya bijih bauksit diubah menjadi alumina dan aluminium hidroksida dengan tipe CGA. Aluminium hidroksida biasa digunakan sebagai perantara untuk menghasilkan bahan penjernih air, smelter grade alumina, serta produksi industri lainnya. Sementara alumina digunakan dalam pembuatan materi refraktori dan bahan baku komponen elektronika.

Pabrik CGA Tayan bisa menghasilkan sekitar 193 produk dan ANTM telah mampu membuat beberapa puluh varian dan sudah diterima pelanggan.

Pabrik CGA Tayan dapat mengolah 850.000 wmt bauksit tercuci untuk menjadikan kapasitas produksi 300.000 ton CGA per tahun. Peningkatan kapasitas secara maksimal akan dilakukan secara bertahap karena pabrik ini sempat berhenti operasi sejak setahun lalu. "Untuk mengoperasikan pabrik kembali butuh modal kerja lagi yang juga disesuaikan dengan dana yang ada," kata Aprilandi.

Ada pula rencana pembangunan smelter feronikel di Pulau Gag, Papua Barat. Manajemen ANTM tengah mencari mitra bisnis. Empat calon mitra sudah mengajukan diri. Tiga calon mitra asal Filipina dan satu asal China.

Sambil mengawal proyek hilirisasi pertambangan, ANTM mengejar produksi 2 ton emas dan penjualan 24 ton emas tahun ini. "Untuk capex tahun 2018 sekitar Rp 3 triliun," ungkap Arie.

Untuk menjaga cadangan komoditas, ANTM selalu mengeksplorasi tambang yang sudah ada. Segmen usaha emas dan pemurnian ANTM memiliki tambang yang berlokasi di Pongkor, Jawa Barat dan Cibaliung, Banten.

Hingga 2017, total cadangan emas konsolidasian ANTM sebesar 2,66 juta dry metric ton (dmt) atau setara 506.000 oz (14,43 ton) logam emas. Jumlah ini menurun 8,31% yang disebabkan menyusutnya cadangan emas di Pongkor. Sedangkan cadangan emas di Cibaliung relatif stabil. Hingga tahun lalu, ANTM aktif menginisiasi aktivitas eksplorasi baru untuk menjaga keberlanjutan sumber daya emas. Area eksplorasi emas baru dilakukan di daerah Sumatra dan Kalimantan.

Aprilandi mengatakan, ANTM juga berminat mengikuti lelang kepemilikan wilayah izin usaha pertambangan yang ditawarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya mineral (ESDM). Terdapat 10 wilayah yang akan ditawarkan pemerintah daerah dan sebanyak enam wilayah akan dilelang oleh Kementerian ESDM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×