kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Primaz gagal bayar bonus nasabah


Sabtu, 27 April 2013 / 08:17 WIB
Primaz gagal bayar bonus nasabah
ILUSTRASI. Incar harga motor bekas Honda Scoopy di bawah Rp 5 juta? bisa bawa varian berikut


Reporter: Agus Triyono, Agung Jatmiko | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Kasus gagal bayar perusahaan investasi emas kembali terjadi. Kali ini, korbannya adalah nasabah PT Peresseia Mazekadwisapta Abadi atau yang lebih dikenal dengan nama Primaz.

Terhitung sejak 18 April 2013 lalu, sejumlah nasabah perusahaan investasi yang berkantor pusat di Kawasan Mega Grosir Cempaka Mas Blok F No. 14 tersebut sudah tidak lagi menerima bonus 2,5% per bulan seperti yang dijanjikan Primaz. Nasabah juga tidak mendapatkan kejelasan atas nasib dana investasi mereka.

Puluhan nasabah yang mendatangi kantor Primaz harus kecewa. Andreas, nasabah Primaz, harus gigit jari setelah sejak, Jumat (26/4) pagi sampai sore, menunggu tidak mendapatkan hasil apapun. Tidak satu orang pun dari pihak Primaz yang mau menemui nasabah. "Saya kena Rp 300 juta," kata Andreas yang mengaku sudah berinvestasi di Primaz setahun lalu.

Asep, bukan nama sebenarnya, juga resah atas keamanan dana investasinya di Primaz. Pasalnya sejak pertengahan April lalu, nasabah dari Bandung ini tak menerima hasil dari investasi sebesar Rp 420 juta. Bukan hanya itu saja, pembayaran bunga perpanjangan kontrak yang harusnya diterima di awal kontrak juga tidak diberikan lagi. Ia berinvestasi di Primaz sejak Desember 2012.

Marketing Primaz yang dimintai keterangan tidak mau menjelaskan kenapa Primaz tidak mau menjalankan kewajiban mereka lagi. "Mereka malah mengatakan semua nasabah juga mengalami nasib seperti saya," kata Asep.

Sugianto, salah satu agen Primaz yang berasal dari Jakarta mengatakan, dirinya sudah mencoba minta penjelasan atas keberadaan dana Rp 35 miliar milik 70 nasabahnya ke Primaz. Namun, manajemen Primaz terkesan lari dari tanggung jawab. "Mereka tidak memberikan kepastian, mereka hanya bersumpah atas nama tuhan kalau mereka telah bersalah," kata Sugianto.

Hingga kini, ujar dia, para nasabah belum bisa menghubungi Budi Laksono, Komisaris Utama Primaz. Rumah Budi yang terletak di kawasan Sunter juga sudah kosong.

Manajemen Primaz yang mencoba untuk dikonfirmasi mengenai keluhan para nasabah dan agen tersebut sampai saat ini belum bisa ditemui. KONTAN yang sejak Jumat pagi sampai siang menyambangi kantor pusat Primaz tidak berhasil menemui satu pun karyawan atau manajemen Primaz. Padahal, kantor tersebut buka sejak pukul 10.00 WIB. Chandra, yang mengaku sebagai kurir Primaz juga tidak bisa menjelaskan dimana karyawan dan manajemen Primaz.

Mantan petinggi Primaz yang menolak disebut namanya mengatakan, Primaz memang telah gagal bayar sejak 18 April. Gagal bayar tersebut dalihnya karena jatuhnya harga emas global, dua pekan lalu. "Primaz kesulitan beroperasi sehingga berimbas pada pembayaran berkala ke nasabah," katanya.

Primaz menawarkan investasi emas dengan sistem bagi hasil di tahun 2011. Primaz menawarkan dua skema investasi, yaitu perdagangan emas fisik dan gadai emas. Primaz mematok harga emas Rp 700.000 per gram. Dengan minimal pembelian 100 gram, Primaz akan membayar imbal hasil 2,5% setiap bulan untuk tenor enam bulan.

Sugianto memperkirakan, dana nasabah yang terkumpul mencapai triliunan rupiah. Hitungan ini didasarkannya pada jumlah dana dan nasabah yang berhasil dia himpun dalam waktu enam bulan yang mencapai Rp 35 miliar. "Dengan jumlah agen ratusan, ini bisa lebih besar dari Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS)," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×