kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Posisi rupiah pekan ini kembali tergerus


Jumat, 17 Februari 2017 / 16:55 WIB
Posisi rupiah pekan ini kembali tergerus


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Ragam sajian data dalam negeri yang dirilis positif masih gagal mengangkat posisi rupiah sepanjang pekan ini. Dominasi eksternal terus menentukan pergerakan mata uang Garuda.

Di pasar spot, Jumat (17/2) valuasi rupiah tergelincir 0,08% ke level Rp 13.333 per dollar AS dibanding hari sebelumnya dan terhitung melemah 0,15% dalam sepekan terakhir.

Sementara di kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah bergerak stagnan dengan kecenderungan menguat tipis 0,001% di level Rp 13.328 per dollar AS serta tergerus 0,07% sepanjang pekan.

Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk menjelaskan rentang pergerakan sepanjang pekan ini terhitung sempit. Hanya saja sentimen dari performa data ekonomi AS yang positif mulai dari inflasi, penjualan ritel, izin bangunan hingga klaim pengangguran mingguan jadi tenaga bagi USD merangkak unggul.

“Ditambah dengan pidato Janet Yellen, Gubernur The Fed yang sempat memberikan kans rebound bagi dollar AS di tengah pekan,” ujar Reny.

Walau pada pidato lanjutan pasar memandang The Fed masih ragu-ragu dan belum memberikan kepastian, namun posisi rupiah masih belum mampu mengungguli dollar AS.

Padahal jika berkaca dari sajian data ekonomi dalam negeri seperti rilis neraca perdagangan dan keputusan BI mempertahankan level 7-Day Repo Rate di level 4,75% berimbas positif bagi mata uang.

“Tapi ketidakpastian pasar global terutama karena Eropa yang kondisi geopolitik-nya memanas dan penantian pidato Donald Trump selanjutnya membuat rupiah terpojok,” tutur Reny.

Ia menduga potensi pelemahan rupiah masih bisa berlanjut sepanjang pekan depan. “Jelang akhir bulan permintaan dollar AS dalam negeri meningkat sesuai dengan kebutuhan pelunasan utang korporasi dan pemerintah, itu sudah historikal terjadi setiap bulannya dan wajar,” analisa Reny.

Tentunya hal ini menyudutkan rupiah. Selain memang minimnya rilis data ekonomi domestik juga membuat rupiah minim daya tahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×